9 Tahun Dipelihara, Lutung Puber Kabur dan Bikin Panik Warga Ciamis

Peliharaan38 Views

9 Tahun Dipelihara, Lutung Puber Kabur dan Bikin Panik Warga Ciamis Kejadian tak biasa menghebohkan warga Ciamis, Jawa Barat. Seekor lutung jantan yang sudah 9 tahun dipelihara salah satu warga tiba-tiba kabur dari kandangnya. Hewan primata yang tengah memasuki masa puber itu membuat suasana kampung mendadak ricuh. Warga yang kaget melihat tingkah sang Lutung Puber harus berlarian menjauh karena takut diserang.

Insiden ini bukan hanya menjadi tontonan mendebarkan, tetapi juga membuka diskusi panjang soal satwa liar yang dipelihara manusia dalam jangka waktu lama.

Lutung Kesayangan yang Jadi Masalah

Lutung tersebut sejak kecil dirawat oleh seorang warga yang menemukannya di hutan. Awalnya, keberadaan satwa ini menjadi daya tarik di lingkungan sekitar. Anak-anak suka melihatnya, orang dewasa menganggapnya sebagai hewan eksotis yang jinak.

Namun, seiring bertambahnya usia, sifat alaminya sebagai hewan liar kembali muncul. Lutung jantan dikenal memiliki naluri dominan, apalagi saat memasuki usia pubertas yang memicu perubahan hormon. Dari sinilah masalah dimulai.

“Saya rasa banyak orang lupa, satwa liar akan tetap liar meski dirawat sejak kecil. Naluri alaminya suatu saat pasti keluar.”

Detik-detik Kaburnya Lutung

Menurut keterangan warga, lutung itu kabur saat pagi hari ketika pemiliknya hendak memberi makan. Pintu kandang yang kurang rapat dimanfaatkan untuk melompat keluar. Dengan gesit, lutung langsung memanjat atap rumah lalu melompat ke pepohonan sekitar.

Suasana kampung pun seketika panik. Beberapa warga berteriak memperingatkan anak-anak agar masuk rumah. Lutung yang biasanya jinak mendadak agresif, berlari cepat di antara genteng dan kabel listrik.

Warga Panik dan Waspada

Panik makin terasa ketika lutung itu mencoba mendekati beberapa rumah. Warga khawatir ia menyerang atau merusak barang-barang. Beberapa orang berusaha menghalau dengan sapu dan kayu, namun justru membuat lutung semakin liar.

Ada pula yang memilih merekam kejadian itu dengan ponsel. Dalam hitungan menit, video lutung kabur di Ciamis viral di media sosial, memicu beragam komentar.

“Saya lihat sendiri lutung itu loncat-loncat di atas genteng. Suasananya heboh sekali, seperti film komedi campur horor.”

Aparat Desa Ikut Turun Tangan

Karena situasi semakin kacau, aparat desa dan petugas keamanan setempat ikut turun tangan. Mereka mencoba menenangkan warga sekaligus mengamankan area agar lutung tidak melukai siapa pun.

Namun menangkap lutung bukan perkara mudah. Hewan ini terkenal gesit, lincah, dan kuat. Beberapa jam pertama, upaya penangkapan selalu gagal karena lutung terus berpindah dari satu pohon ke pohon lain.

Peran Petugas BKSDA

Setelah laporan masuk, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah Jawa Barat mengirim tim untuk membantu evakuasi. Petugas membawa peralatan khusus berupa jaring dan senapan bius ringan untuk melumpuhkan hewan tanpa melukainya.

Kehadiran BKSDA menandakan bahwa kasus ini sudah bukan sekadar hewan peliharaan kabur, tetapi juga berkaitan dengan regulasi pelestarian satwa liar yang seharusnya tidak dipelihara sembarangan.

Sifat Lutung Jantan yang Sedang Puber

Pakar primata menjelaskan bahwa lutung jantan yang memasuki masa puber akan mengalami perubahan perilaku signifikan. Mereka bisa lebih agresif, defensif, dan sulit dikendalikan. Kondisi ini diperburuk bila ia merasa terancam atau berada di lingkungan asing.

Lutung juga hewan sosial yang seharusnya hidup berkelompok di hutan. Hidup sendiri di kandang selama bertahun-tahun membuat perilakunya tidak stabil.

“Lutung jantan yang beranjak dewasa biasanya sulit dikendalikan. Apalagi jika selama ini terisolasi dari koloninya di alam.”

Perdebatan Soal Satwa Liar Peliharaan

Insiden ini memunculkan kembali perdebatan soal memelihara satwa liar di rumah. Banyak yang beranggapan bahwa hewan seperti lutung seharusnya tidak dipelihara karena bisa membahayakan manusia dan merugikan satwa itu sendiri.

Di sisi lain, ada warga yang beralasan bahwa mereka merawat hewan tersebut sejak kecil dan sudah menganggapnya sebagai bagian keluarga. Namun regulasi jelas menyebut, primata seperti lutung termasuk satwa dilindungi.

Viral di Media Sosial

Video lutung puber kabur di Ciamis menjadi bahan candaan sekaligus diskusi serius di media sosial. Ada yang menertawakan bagaimana warga panik berlarian, ada juga yang menyoroti betapa rawannya memelihara hewan liar.

Di Twitter, tagar #LutungCiamis sempat jadi trending lokal. Komentar beragam bermunculan, mulai dari lelucon hingga nasihat untuk lebih peduli pada satwa.

“Lucu sekaligus miris. Hewan yang seharusnya hidup bebas di hutan justru bikin panik warga karena dipelihara terlalu lama.”

Proses Penangkapan yang Dramatis

Setelah beberapa jam kabur, akhirnya tim BKSDA berhasil menenangkan situasi. Dengan strategi khusus, mereka menunggu lutung turun ke pohon rendah. Begitu posisinya memungkinkan, tembakan bius ringan dilepaskan.

Lutung itu akhirnya berhasil ditangkap tanpa luka berarti. Petugas segera membawanya ke pusat rehabilitasi satwa untuk pemeriksaan kesehatan dan penyesuaian sebelum kemungkinan dilepasliarkan kembali ke habitat aslinya.

Reaksi Pemilik

Pemilik lutung mengaku kaget sekaligus sedih. Selama 9 tahun ia merawat hewan itu, tidak pernah terpikir akan ada kejadian seperti ini. Meski demikian, ia pasrah ketika BKSDA memutuskan membawa lutung tersebut untuk diproses sesuai aturan.

Ia juga mengakui bahwa sebenarnya sudah lama merasakan perubahan perilaku lutung kesayangannya. Hewan itu semakin sering gelisah dan menunjukkan tanda agresif.

Pelajaran untuk Masyarakat

Kasus lutung kabur di Ciamis menjadi pelajaran penting bahwa satwa liar bukanlah hewan peliharaan biasa. Ada aspek hukum, etika, dan keselamatan yang harus dipertimbangkan.

Banyak pihak berharap insiden ini bisa meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak sembarangan memelihara satwa dilindungi. Jika ingin memelihara hewan, pilihlah yang sudah domestik, bukan satwa liar yang seharusnya berada di habitat alami.

Refleksi dari Kasus Lutung Ciamis

Peristiwa ini tidak hanya soal paniknya warga atau dramatisnya penangkapan, tetapi juga refleksi hubungan manusia dengan alam. Apakah benar kasih sayang bisa menggantikan kebebasan alami seekor satwa? Apakah hewan bisa bahagia hidup terkurung di kandang sempit selama bertahun-tahun?

Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi bahan renungan yang relevan, terutama di era ketika isu pelestarian satwa semakin krusial.

“Kita mungkin sayang, tapi apakah itu benar-benar kasih sayang jika akhirnya membuat hewan kehilangan jati dirinya?”

Masa Depan Sang Lutung

Setelah ditangkap, BKSDA menyatakan akan memulihkan kondisi lutung terlebih dahulu. Jika memungkinkan, lutung itu akan diintegrasikan ke pusat konservasi atau bahkan dilepasliarkan ke habitat aslinya bersama koloninya.

Namun, proses adaptasi tidak selalu mudah, mengingat hewan ini sudah terlalu lama hidup dalam kandang. Perlu program rehabilitasi khusus agar ia bisa kembali berperilaku alami.

Fenomena yang Sering Terjadi

Kasus satwa liar kabur sebenarnya bukan pertama kali terjadi di Indonesia. Beberapa kali, warga panik akibat monyet, ular, atau burung langka yang lepas dari kandang. Semua kasus itu menunjukkan betapa kompleksnya memelihara hewan liar tanpa izin dan pengetahuan memadai.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *