Kenali 9 Penyakit yang Bisa Ditularkan Hewan Peliharaan

Peliharaan67 Views

Kenali 9 Penyakit yang Bisa Ditularkan Hewan Peliharaan Memelihara hewan sudah menjadi bagian dari gaya hidup banyak orang. Anjing, kucing, burung, kelinci, hingga reptil diperlakukan layaknya anggota keluarga sendiri. Mereka memberi kebahagiaan, menemani di saat sepi, bahkan menjadi terapi emosional. Namun, di balik semua manfaat itu, ada risiko yang sering kali tidak disadari: penyakit yang bisa menular dari hewan ke manusia, atau dikenal sebagai zoonosis.

Kesadaran akan zoonosis penting dimiliki setiap pemilik hewan peliharaan. Bukan untuk menimbulkan rasa takut, tetapi agar lebih waspada dan mampu menjaga kesehatan diri sekaligus hewan kesayangan.

Mengapa Zoonosis Perlu Diwaspadai?

Zoonosis bisa menular melalui kontak langsung, seperti gigitan atau cakaran, maupun tidak langsung, seperti air liur, kotoran, bulu, atau bahkan udara yang tercemar. Beberapa penyakit bersifat ringan, tetapi ada pula yang berbahaya dan berpotensi mengancam jiwa jika tidak ditangani.

“Memelihara hewan itu indah, tapi kita juga harus bertanggung jawab. Kesehatan mereka sama pentingnya dengan kesehatan kita.”

Mari kita kenali sembilan penyakit yang bisa menular dari hewan peliharaan agar kita lebih siap mencegahnya.

Rabies

Rabies merupakan salah satu penyakit paling terkenal yang ditularkan hewan. Virus rabies menyerang sistem saraf pusat dan bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Penularannya biasanya terjadi melalui gigitan anjing, kucing, atau hewan lain yang sudah terinfeksi.

Gejala awal pada manusia berupa demam, sakit kepala, dan rasa kesemutan di area gigitan. Jika dibiarkan, penyakit ini berkembang menjadi kejang, halusinasi, hingga kelumpuhan.

Vaksin rabies rutin pada hewan peliharaan menjadi langkah pencegahan paling efektif. Pemilik hewan wajib memastikan jadwal vaksin tidak terlewat.

Toxoplasmosis

Penyakit ini disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii yang sering ditemukan pada kucing. Penularannya bisa melalui kotoran kucing yang terinfeksi atau makanan yang terkontaminasi.

Bagi orang dengan sistem imun normal, toxoplasmosis biasanya hanya menimbulkan gejala ringan seperti flu. Namun, bagi ibu hamil, infeksi ini bisa membahayakan janin karena berisiko menyebabkan keguguran atau kelainan bawaan.

Kebiasaan sederhana seperti mencuci tangan setelah membersihkan litter box dan memastikan kucing tetap sehat sangat membantu mencegah penularan.

Cacingan

Cacing gelang, cacing tambang, dan cacing pita merupakan jenis parasit yang bisa menular dari hewan ke manusia. Penularannya sering terjadi ketika manusia tidak sengaja bersentuhan dengan tanah atau benda yang terkontaminasi kotoran hewan.

Gejala pada manusia bisa berupa sakit perut, diare, mual, hingga anemia. Anak-anak paling rentan karena sering bermain di tanah dan belum memiliki kesadaran menjaga kebersihan.

Memberikan obat cacing rutin pada hewan peliharaan dan menjaga kebersihan lingkungan adalah langkah utama untuk mencegah cacingan menular ke manusia.

Scabies

Scabies disebabkan oleh tungau kecil bernama Sarcoptes scabiei yang hidup di kulit. Hewan yang terinfeksi akan mengalami gatal hebat, kerontokan bulu, dan luka pada kulit. Penularan ke manusia bisa terjadi melalui kontak langsung.

Pada manusia, scabies ditandai dengan rasa gatal intens terutama di malam hari, ruam merah, dan kulit bersisik. Meski tidak mengancam nyawa, scabies sangat mengganggu dan menular dengan cepat.

Perawatan pada hewan dan manusia harus dilakukan bersamaan agar siklus penularan bisa diputus.

Flu Burung

Burung peliharaan juga bisa menjadi sumber penyakit, salah satunya flu burung atau avian influenza. Penyakit ini disebabkan oleh virus influenza tipe A yang dapat menyerang sistem pernapasan manusia.

Penularan biasanya melalui kontak dengan kotoran atau sekret burung yang terinfeksi. Gejalanya mirip flu biasa, tetapi bisa berkembang menjadi gangguan pernapasan berat.

Menjaga kebersihan kandang, menghindari kontak dengan burung sakit, serta memperhatikan kesehatan burung peliharaan menjadi kunci pencegahan.

Ringworm

Meski namanya ringworm, penyakit ini bukan disebabkan oleh cacing, melainkan jamur. Hewan yang terinfeksi ringworm biasanya memiliki bercak botak pada bulu dengan kulit kemerahan di sekitarnya.

Manusia bisa tertular melalui sentuhan langsung dengan hewan atau benda yang terkontaminasi spora jamur. Pada kulit manusia, ringworm menimbulkan bercak merah berbentuk cincin yang gatal.

Kebersihan lingkungan, menjaga daya tahan tubuh, dan pengobatan antifungal pada hewan maupun manusia sangat efektif mencegah penularan lebih luas.

Leptospirosis

Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan bakteri Leptospira. Hewan peliharaan, terutama anjing, bisa menjadi pembawa bakteri ini. Penularan terjadi melalui urine hewan yang mencemari air atau tanah.

Manusia yang terinfeksi bisa mengalami demam tinggi, nyeri otot, sakit kepala, hingga gagal ginjal jika tidak segera ditangani. Penyakit ini sering muncul setelah banjir, ketika air bercampur dengan kotoran hewan.

Vaksin leptospirosis pada hewan dan menjaga kebersihan lingkungan menjadi tindakan pencegahan yang sangat penting.

Psittacosis

Burung paruh bengkok seperti kakatua atau parkit bisa membawa bakteri Chlamydophila psittaci yang menyebabkan penyakit psittacosis. Penularannya melalui debu kering kotoran burung yang terhirup manusia.

Gejalanya berupa demam, batuk, sesak napas, dan nyeri dada. Jika tidak diobati, psittacosis bisa berkembang menjadi pneumonia serius.

Membersihkan kandang secara rutin dan menggunakan pelindung seperti masker saat merawat burung dapat menurunkan risiko penularan.

Cat Scratch Disease

Penyakit ini disebabkan bakteri Bartonella henselae yang ditularkan melalui cakaran atau gigitan kucing. Gejalanya berupa luka merah di area cakaran, pembengkakan kelenjar getah bening, demam, dan kelelahan.

Meski biasanya sembuh dengan sendirinya, pada orang dengan sistem imun lemah penyakit ini bisa berkembang menjadi infeksi serius.

Menghindari bermain kasar dengan kucing dan menjaga kebersihan kuku kucing dapat mengurangi risiko penyakit ini.

Pentingnya Edukasi dan Pencegahan

Kesembilan penyakit di atas memang menimbulkan kekhawatiran, tetapi bukan berarti harus takut memelihara hewan. Kuncinya ada pada edukasi dan pencegahan. Dengan perawatan hewan yang baik, vaksinasi rutin, serta menjaga kebersihan diri, risiko penularan bisa ditekan seminimal mungkin.

“Memiliki hewan peliharaan seharusnya membuat hidup lebih bahagia, bukan lebih cemas. Semua kembali pada kesadaran kita untuk merawat dengan benar.”

Peran Dokter Hewan dalam Menjaga Kesehatan

Dokter hewan memiliki peran sentral dalam mencegah zoonosis. Mereka bukan hanya mengobati hewan sakit, tetapi juga memberi edukasi kepada pemilik tentang pentingnya vaksinasi, pemberian obat cacing, hingga cara menjaga kebersihan kandang.

Kunjungan rutin ke dokter hewan bukan tanda berlebihan, melainkan langkah preventif yang sangat penting. Dengan begitu, pemilik hewan bisa memastikan peliharaan mereka sehat sekaligus melindungi keluarga dari potensi penularan penyakit.

Kesadaran Kolektif yang Diperlukan

Masalah zoonosis bukan hanya urusan individu, tetapi juga tanggung jawab bersama. Semakin banyak orang memahami risiko dan cara pencegahannya, semakin kecil kemungkinan penyakit ini menyebar di masyarakat.

Dengan edukasi yang konsisten, kebiasaan hidup bersih, serta perhatian penuh terhadap kesehatan hewan peliharaan, hubungan manusia dengan hewan akan semakin harmonis dan menyehatkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *