Cara Budidaya Tanaman Kopi Sampai Panen
Selamat Datang di Web Rumah Budidaya, tempat beragam macam budidaya yang akan disajikan dalam web ini secara rinci dan detail. Dibawah ini saya akan membahas materi tentang Cara Budidaya Tanaman Kopi Sampai Panen berikut penjelasannya.
Kopi adalah produk perkebunan yang paling banyak diperdagangkan. Pusat-pusat budidaya kopi terdapat di kawasan Amerika Latin, Amerika Tengah, Asia-pasifik dan Afrika. Sementara konsumen kopi terbesar terdapat di kawasan negara-negara Eropa dan Amerika Utara. Wajar ketika produk kopi sangat aktif diperdagangkan.
Kopi adalah tanaman tahunan yang dapat mencapai usia produktif sekitar 20 tahun. Untuk memulai usaha budidaya kopi, pilihlah jenis tanaman kopi dengan cermat. Faktor-faktor yang memperdampak keberhasilan budidaya kopi diantaranya jenis tanaman, teknik budidaya, penanganan pasca panen dan Pemasaran produk akhir.
Pengelompokan Jenis
Pada garis besarnya tanaman kopi terdiri dari tiga jenis yaitu:
- Kopi Arabika (Coffea arabica), dibedakan lagi menjadi: Jenis Bourbon, Catura, Marago, Pasumah, Congensis,
- Kopi Canephora atau Robusta (Coffea canephora), dibedakan lagi penjadi: Denis Congesta, Uganda, Quillo
- Kopi Liberika atauExcelsa (Coffea liberica), dibedakan lagi menjadi: Jenis Abeokutae, Klainei, Dewevrei, Excelsa dan Dybrowskii.
Persyaratan Tumbuh
Tanaman kopi tumbuh baik pada daerah 20° LU sampai 20° LS. Sebagian besar daerah kopi di Indonesia terletak antara 0° hingga 10° LS (Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Bali dan Sulawesi Selatan) dan sebagian kecil terletak antara 0° hingga 5° LU (Aceh dan Sumatera Utara).
Tanaman kopi membutuhkan masa supaya kering selama ± 3 bulan yang diperlukan bagi pembentukan primordia bunga, pembungaan dan penyerbukan. Perbedaan tipe curah hujan suatu daerah akan mempengaruhi rendemen kopi, pada daerah yang kering, rendemen kopi biasanya lebih tinggi.
Persiapan Lahan
Persiapan lahan adalah kegiatan penyediaan tempat untuk tanaman kopi supaya dapat tumbuh dengan baik di lahan pertanaman.
Lahan yang bisa dipergunakan bisa berasal dari lahan bukaan baru, bekas tanaman kopi (peremajaan), bergantian antara tanaman kopi dengan tanaman lain (rotasi), dan bekas tanaman lain yang diganti dengan kopi secara permanen (konversi).
Pada dasarnya kegiatan persiapan lahan pada asal lahan tersebut tidak jauh berbeda, meliputi:
- Pembukaan Lahan
Pembukaan lahan bertujuan untuk membersihkan lahan dari seluruh bagian tanaman yang telah ada sebelumnya. Biasanya dilakukan dengan cara memotong, menebang dan mendongkel seluruh bagian tanaman, kemudian dilanjutkan dengan pembersihan sisa-sisa tanaman yang ada di permukaan tanah.
- Pengajiran dan Pembuatan Teras
Pengajiran dan pembuatan teras ditujukan untuk memperoleh kebun kopi yang baik dan teratur sesuai dengan rencana. Dengan adanya teras maka tanah dan air bisa tebih awet penggunaannya sehingga tanaman dapat tumbuh dengan subur. Macam teras dan pembuatannya disesuaikan dengan kemiringan tanah, dipilih teras bangku, teras individu atau teras guludan.
- Penanaman Tanaman Pelindung
Penanaman tanaman pelindung bertujuan untuk melindungi tanaman kopi dari berbagai keadaan yang kurang menguntungkan. Tanaman pelindung harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
- Berakar dalam agar tidak bersaing dalam pengambilan air dan unsur hara.
- Ppercabangan mudah diatur secara berkala.
- Uukuran daun relatif kecil dan tidak mudah rontok.
- Tidak menjadi tanaman inang hama dan penyakit kopi.
- Menghasilkan banyak bahan organik.
- Termasuk jenis leguminosae.
Jenis tanaman pelindung terdiri dari pelindung sementara dan pelindung tetap. Pelindung sementara ditanam dalam barisan dengan jarak 2 hingga 4 m atau mengikuti kontur. Jenis naungan sementara: Flemingia congesta, Crotolaria anagyroides, Tephrosa candida. Naungan sementara ditanam sebetum pelindung tetap dapat berfungsi.
Jenis naungan tetap yang banyak dipakai di Indonesia adalah Leucenia spp, Albizia sp, Erythrina sp dan Gliricidia. Jarak tanam yang digunakan 2 m x 2,5 m, dan setelah besar diperjarang menjadi 4 m x 5 m (Leucenia) dan 10 m x 10 m (Albizia).
Pembibitan
Bahan tanaman kopi adalah benih dan entres yang dianjurkan dan bisa diperoleh dari produsen yang ditunjuk melalui SK Menteri Pertanian. Benih kopi adalah biji kopi yang memenuhi persyaratan yang berasal dari pohon induk yang dianjurkan, sedangkan entres adalah bahan tanaman berupa cabang muda yang digunakan sebagai batang atas dalam penyambungan.
Tanaman kopi robusta dapat diperbanyak secara generatif maupun vegetatif, sedangkan kopi arabika biasanya diperbanyak secara generatif.
- Perbanyakan Generatif
Perbanyakan generatif adalah perbanyakan tanaman dengan menggunakan benih yang disemai dalam bedengan pesemaian.
Benih diambil dari kebun yang diketahui mutunya (produksi tinggi, tahan hama dan penyakit), dari kebun biklonal. Buah dipilih yang masak, bentuk normal, dan tidak cacat. Penyimpanan tidak lebih dari 3 bulan.
Tempat pesemaian dibuat pada lahan yang datar, tanahnya gembur, tata udara dan tata air baik , serta bebas nematoda dan cendawan akar, Diusahakan dekat dengan pembibitan dan daerah pertanaman, serta mudah untuk melakukan pengawasan.
Tanah dicangkul kemudian dibersihkan dari sisa-sisa akar tanaman dan rumput. Bedengan dibuat arah Utara-Selatan, lebar 80 – 120 cm, panjang menurut kebutuhan, Bedengan ditinggikan ± 20 cm menggunakan tanah subur dan gembur, di atasnya ditambahkan lapisan pasir halus ± 5 cm, pingginya diberi penahan dari bambu atau batu bata.
Unuk mencegah nematoda dilakukan fumigasi dengan Vapam (100 ml/10 L air) untuk setiap m2, kemudian ditutup plastik seiama 7 hari, setelah dibuka dibiarkan selama 7 hari. Bedengan diberi atap/naungan berupa alang-aiang, daun tebu, daun kelapa dsb, tinggi bagian barat 120 cm, sebelah timur 180 cm.
Sebelum benih disemai, bedengan disiram air sampai jenuh. Penyemaian benih dilakukan dengan membenamkan benih sedalam ± 0,5 cm dengan jarak antara benih 3 cm x 5 cm, permukaan benih yang rata menghadap ke bawah. Di atas benih ditutup dengan potongan jerami atau alang-alang kering agar tetlindung dari sengatan matahari atau curahan air siraman. Setiap hari bedengan disiram air (kecuali ada hujan), dengan menggunakan gembor.
Bibit yang telah mencapai stadium kepelan (umur 2,5 hingga 3 bulan setelah penyemaian) kemudian dipindahkan ke tempat pembibitan. Pembibitan dapat dilakukan dalam bedengan tanah atau dalam kantong ukuran 30 x 40 cm, lokasi pembibitan dipilih seperti untuk pesemaian.
- Cara Membuat Pembibitan
Berikut ini terdapat 2 cara membuat pembibitan, antara lain:
Bedengan Tanah
Tanah diolah sedalam ± 60 cm, kemudian dibuat bedengan dengan lebar ±120 cm, dan panjang sesuai kebutuhan, jarak bedengan ± 30 cm. Di atas bedengan dibuat naungan setinggi 2 m dengan kerangka bambu dan atap alang-alang/daun kelapa. Bibit kepelan ditanam dengan jarak 20 cm x 25 cm.
Menggunakan kantong plastik (polybag)
Media tanam berupa campuran tanah lapisan atas dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Kantong plastik dilubangi sebanyak ± 30 buah, kemudian diisi media sampai setinggi 1,5 -2 cm dari bibir kantong plastik. Kantong plastik disusun secara berderet dengan lebar 120 cm, panjang sesuai kebutuhan. Bedengan diberi naungan seperti pada bedengan tanah.
- Pemeliharaan Pesemaian
Penylraman dilakukan 2 kali sehari (kecuali ada hujan), penyiangan menurut keperluan, serta pemupukan dengan dosis yang sesuai, sebagai berikut:
Umur (bulan) | Dosis (g/m2) | ||
Urea | TSP | KCl | |
3 | 10 | 5 | 5 |
5 | 20 | 10 | 10 |
7 | 30 | 15 | 15 |
9 | 40 | 20 | 20 |
12 | 50 | 20 | 20 |
- Perbanyakan vegetatif
Perbanyakan vegetatif untuk tanaman kopi dilakukan dengan cara sambungan (okuiasi) dan stek, Hasil perbanyakan vegetatif disebut klon.
Sambungan
Sambungan adatah hasil penggabungan antara batang bawah dan batang atas (entres) untuk mendapatkan bahan tanaman yang seragam, produksi tinggi dan daya tahan baik.
Batang bawah yang digunakan memiliki perakaran dan pertumbuhan kuat, tanaman sehat, umur 8 – 1 2 bulan (diameter minimal 0,7 cm). Sedangkan untuk batang atas dipilih klon unggul yang berasal dari kebun entres. Batang entres berupa entres pucuk atau entres cabang, ruas ke 2 – 4 dari pucuk, yang telah berumur ± 3 bulan.
Batang bawah dipotong pada ketinggian 20 – 25 cm, kemudian dibelah (dibuat celah) sepanjang 3 – 4 cm; Batang atas dipotong satu buku dengan panjang 7 cm ( 2 cm di atas buku dan 5 cm di bawah buku), daun dan cabang dipotong (tinggal 1,5 cm dari sumbu entres), buat sayatan seperti baji sepanjang 3 – 4 cm. Masukan entres ke dalam celah batang bawah, usahakan kambium batang atas dan batang bawah bertemu. Ikat sambungan dengan tali pengikat dengan hati-hati, kemudian beri sungkup dengan kantung plastik. Dua mlnggu setelah penyambungan dilakukan pemeriksaan, sambungan yang berhasil berwarna hijau sedangkan yang gagal berwarna kunfng, untuk sambungan yang berhasil, sungkup dibiarkan sampai tunas tumbuh, setelah 3 bulan tali pengikat dibuang; Tunas yang tumbuh dari batang bawah dibuang, tunas pada batang atas dipilih satu tunas yang tumbuh baik. Pada sambungan yang gagal dapat dilakukan penyambungan ulang dengan memotong sedikit batang bawahnya.
Setek
Setek adalah potongan satu ruas dari tunas ortotrop (wiwtlan) dengan panjang 7 – 1 0 cm. Untuk bahan setek digunakan tunas ortotrop (wiwilan) ruas ke 1 – 3 dari ujung, panjang 7 – 10 cm, mengandung sepasang daun yang dipotong (disisakan ± 4 cm). Media tanam merupakan campuran top soil + pasir kali (1 : 1) atau pasir kali halus 100 %, serta bebas hama dan penyakit. Setek yang sudah ditanam diberi sungkup, dengan kelembaban 85 – 90 %, suhu 23 – 26 °C, intensitas cahaya 30 – 40%. Pada umur 10 – 12 minggu dipindah ke pembibitan/polibag, dan siap dipindah ke lapangan pada umur 8 – 1 0 bulan.
Penanaman
Beriktu ini terdapat beberapa penanaman dalam tanaman kopi, antara lain:
- Jarak tanam
Jarak tanam untuk tanaman kopi bervariasi tergantung jenisnya. Kopi Robusta 2,5 m x 2,5 m; 2,5 m x 2,75 m; atau 2,75 m x 2,75 m; Arabika 2 m x 2,5 m atau 2,5 x 2,5 m; Arabika kate 1,25 m x 2 m atau 1,5 m x 2 m; Excelsa 2,75 m x 2,75 m.
- Lubang tanam
Pembuatan lubang tanam dilakukan 3 – 6 bulan sebelum penanaman, ukuran 60 x 60 x 60 cm atau 75 x75 x75 cm atau 100 xlOOxlOO cm. Lubang tanam ditutup 2 – 4 minggu sebelum tanam.
- Bibit siap tanam
- Asal biji (zailing), umur < 1 tahun belum atau sudah bercabang, atau sudah di stum 3 – 4 bulan
- Asal sambungan, umur 3 – 4 bulan atau umur 8 bulan
- Asal setek, umur 8 – 1 0 bulan.
Pemeliharaan
Berikut ini terdapat beberapa pemeliharan dalam tanaman kopi, antara lain:
- Penyulaman
Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang pertumbuhannya kurang baik atau mati, waktu penyulaman pada awal dan akhir musim hujan sampai tanaman terlihat rimbun. Bibit yang digunakan dipilih bibi yang baik dengan perawatan yang baik.
- Mengerjakan tanah atau mendangir
Tujuannya agar peredaran udara dan air berjalan dengan baik. Untuk tanaman muda dilakukan dengan cara mencangkul tipis/mengecrok di sekellling batang dengan jarak + 30 cm dari batang. Pengecrokan berikutnya diperdalam dan diperiebar jaraknya sesuai dengan perkembangan umur tanaman. Pengecrokan dilakukan dua kali dalam setahun, pada permulaan musim kemarau dan permulaan musim penghujan.
Pemupukan
Adalah penambahan bahan organik atau anorganik kepada tanah/tanaman dengan tujuan untuk menyediakan unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Waktu pemupukan, awal dan akhir musim hujan, masing-masing ½ dosis
Dosis pupuk sbb:
Umur | g/ph/th | ||
Urea | TSP | KCl | |
1 | 2 x 25 | 2 x 20 | 2 x 20 |
2 | 2 x 50 | 2 x 40 | 2 x 40 |
3 | 2 x 75 | 2 x 40 | 2 x 60 |
4 | 2 x 100 | 2 x 40 | 2 x 80 |
5-10 | 2 x 150 | 2 x 60 | 2 x 120 |
>10 | 2 x 200 | 2 x 80 | 2 x 160 |
- Pemangkasan
Pemangkasan adalah pemotongan bagian-bagian tanaman yang tidak dikehendaki agar tanaman tumbuh sehat, kuat, pertumbuhan vegetatif dan generatifnya seimbang sehingga tanaman lebih produktip.
Tujuan pemangkasan, memperoleh pohon yang rendah sehingga memudahkan pemeliharaan dan panen; mendapatkan cabang baru yang produktif secara kontinyu; mengatur letak, umur, dan bentu dari cabang produktif; cahaya mudah masuk ke tajuk tanaman, memperlancar peredaran udara dan mengurangi kelembaban; membuang cabang-cabang tua, cabang kering, cabang sakit, cabang cacing, cabang balik dan wiwilan.
Sistem Pemangkasan
1) Pemangkasan berbatang tunggal
(a) Pangkasan bentuk, dilakukan pada tanaman muda yang belum menghasilkan atau pada tanaman muda hasil rejuvinasi yang berumur 1 – 2 tahun, dengan cara memenggal batang. Untuk tanaman yang sehat, pemenggalan dilakukan sekaligus pada ketinggian 180 cm, serta penyunatan cabang primer pada ruas ke 3 masing-masing pada ketinggian (1) 70 – 80 cm, (2) 120 cm, dan (3) 180 cm. Untuk tanaman yang kurang sehat pemangkasan dilakukan secara bertahap sbb: setelah batang mencapaf ketinggian 100 cm, satu cabang primer dipotong pada ruas ke 3 pada ketinggian 70 – 80 cm; setelah tanaman mencapai ketinggian 120 cm, dilakukan pemenggalan batang pokok pada ketinggian 120 cm, serta penyunatan cabang primer pada ketinggian 120 cm; selama 1 – 2 tahun tanaman wiwilan yang tumbuh dibuang, setelah tanaman tumbuh kuat, salah satu wiwilan dibiarkan tumbuh sebagai bayoney; setelah bayonet mencapai ketinggian 180 cm dilakukan pemenggalan, dlikuti penyunatan cabang primer pada ketinggian 180 cm.
(b) Pangkasan produksi, dilakukan pada tanaman yang telah menghasilkan, terdiri dari:
(1) Pemangkasan ringan (wiwil halus dan wiwil kasar)
Wiwil halus dilakukan 3 bulan setelah panen dan diulang tiga bulan kemudian dilakukan dengan membuang cabang balik, cabang liar, cabang kering, dan cabang sakit. Wiwil kasar, dilakukan setiap bulan pada musim hujan atau setiap dua bulan pada musim kemarau, untum membuang/mematahkan wiwilan yang tidak dipertukan.
(2) Pemangkasan berat (pangkasan lewat panen)
Adalah kegiatan pemangkasan yang dilakukan secara serentak, yaitu mewiwil, memotong cabang yang tidak berguna, cabang kering/terserang hama/penyakit, serta cabang yang tidak produktif, dilakukan setelah panen.
(3) Pemangkasan rejuvinasi
Pada umumnya dilakukan pada tanaman tua yang kurang produktif tapi masih mempunyai perakaran yang kuat.
Macam-macam rejuvinasi:
(a) Menurut jumlah pohon:
- rejuvinasi total, bila seluruh pohon dalam suatu areal/blok direjuvinasi
- rejuvinasi selektif, dilakukan selektif terhadap pohon yang sudah rusak/tua;
- rejuvinasi sistematiss, dilakukan secara bertahapdan sistematis.
(b) Menurut bagian tanaman yang direjuvinasi:
– rejuvinasi batang
batang ditunggulkan setinggi 50 cm, kemudian ditimbuhkan wiwilan 1 – 2 wiwilan untuk dipelihara, bisa untuk disambung atau tidak.
– rejuvinasi cabang, merejuvinasi cabang-cabang tua
Rejuvinasi dilaksanakan pada akhir panen besar, akhir musim kemarau atau menjelang musim hujan.
2) Pemangkasan berbatang ganda
(a) Pemangkasan bentuk
Pada sistem pemangkasan berbatang ganda ganda dilakukan untuk membentuk tunggul penyangga guna menumbuhkan beberapa batang di atasnya.
Batang ganda diperoleh dengan jalan:
- memelihara wiwilan;
- menanam/mecondongkan batang ± 45 0 sehingga mendorong untuk tumbuhnya wiwilan;
- merundukan batang untuk menumbuhkan wiwilan;
- menunggul/memotong batang pokok (untuk tanaman tua) pada ketinggian 50 cm.
(b) Pemangkasan produksi
Pada sistem pemangkasan berbatang ganda bertujuan untuk meremajakan batang dan berfungsi juga sebagai pemangkasan rejuvinasi;
Macam-macam pemangkasan produksi pada pemangkasan batang ganda:
- Sistem Hawaii (Fukunaga): setiap tanaman dibuat berbatang 4 dengan umur yang berbeda, peremajaan dimulai dari batang tertua dengan memotong batang ± 10 cm dari pangkal batang, dst.
- Sistem Beaumont Fukunaga 1.3.2.4 (BF 1.3.2.4) : diterapkan pada tanaman dalam baris yang teratur, tanaman dlkelompokan dalam blok yang terdirl dari 4 baris. Peremajaan dilakukan baris demi baris mulai baris 1 dilanjutkan baris 3, kembali ke baris dua, terus ke baris 4, dst.
Pengaturan Naungan
Naunga tetap diatur melalui pemangkasan dengan tujuan :
- Mengatur masuknya sinar matahari sehingga cukup untuk merangsang pembentukan primordia bunga yang terbentuk pada akhir musim hujan dan awal musim kemarau;
- Mempermudah peredaran peredaran udara dalam pertanaman yang penting untuk penyerbukan;
- Mengurangi kelembaban udaraselama musim hujan sehingga mengurangi jumlah buah yang gugur dan menghidari pertumbuhan cabang yang lemah.
Pengaturan naungan dilakukan dengan pemangkasan yang terdiri atas:
(1) Pemangkasan bentuk
diusahakan agar tinggi percabangan naungan ± 2 kali tinggi pohon kopi agar peredaran udara lancar. Untuk tanaman kopi dewasa, tinggi percabangan naungan antara 3 – 3,5 m. Letak cabang harus menyebar agar mahkota lebih melebar dan memberi cahaya difus.
(2) Pemangkasan pengaturan, terdiri atas :
- Pemenggalan, dilakukan pada awal musim hujan dengan memotong batang 50 % dari jumlah pohon naungan; berganti-ganti baik secara larikan atau silangan.
- Rempesan, cabang naungan yang tumbuh selama musim hujan harus dirempes (dipotong) pada akhir musim hujan untuk merangsang pembentukan primordia bungan.
Pengendalian Hama dan Penyakit
1) Hama
Jenis hama | Bagian yang diserang | Pengendalian |
Nematoda:
Pratylenchus coffeae dan Radopholus similis |
Akar | Kultur teknis: rotasi tanaman, pembuatan parit penghafang
Kimia: nematisida Curater 3G, Rhocap 10G,Vydate 100AS, dsb |
Penggerek buah:
Hypothenemus hampei |
Buah | Kultur teknis: memetik buah yang terserang, pengaturan naungan.
Biologi: parasitoid Cephalonomia stephanoderis |
Kutu dompolan
Planococcus citri |
Buah dan bunga | Kultur teknis: pengaturan naungan
Biologis: predator Nephus roepkei Kimia: Poxindo 50 WP, Supracide 40 EC, dsb |
Penggerek batang:
Zeuzera coffeae; Xytosandrus spp. |
Cabang dan batang | Mekanis: memotong cabang yang terserang |
2) Penyakit
Jenis penyakit | Bagian yang diserang | Pengendalian |
Karat daun
Hemileia vastatrix |
Daun | Kultur teknis: varitas resisten, pengaturan
naungan. Kimia : fungisida Cupravit OB 21, Bayleton 250 EC, Anvil 50 EC, dsb |
Bercak daun
Cercospora coffeicola |
Daun | Kultur teknis: pengaturan naungan
Kimia: fungisida Bavistin 50 WP, Cupravit OB 21, Dithane M 45 80 WP, Delsene MX 200 |
Jamur upas
Corticium salmonicolor |
Cabang dan ranting | Mekanis: cabang sakit dipotong
Kimia; fungisida Calixin RM, Copper Sandoz, dsb |
Busuk buah dan Cabang
Corticium salmonicolor |
Buah dan Cabang | Mekanis: memtik buah yang sakit
Kimia: fungisida Delsene MX 200, Dithane M 45-80 WP, Copper sandoz. |
Jamur akar
Fomes noxius comer Fomes lamaoensis |
Akar | Mekanis: membongkar tanamansakit |
Rebah batang
Rizocktonia solani |
Pangkal batang | Kultur teknis: mengurangi kelembaban
Kimia: fungisida Delsene MX 200, Dithane M 45-80 WP, Cupravit OB 21. |
Panen
Pemanenan buah kopi dilakukan secara manual dengan cara memetik buah yang telah masak. Ukuran kematangan buah ditandai oleh perubahan warna kulit buah. Kulit buah berwarna hijau tua ketika masih muda, berwarna kuning ketika setengah masak dan berwarna merah saat masak penuh dan menjadi kehitam-hitaman setelah masak penuh terlampaui (over ripe).
Kematangan buah kopi juga dapat dilihat dari kekerasan dan komponen senyawa gula di dalam daging buah. Buah kopi yang masak mempunyai daging buah lunak dan berlendir serta mengandung senyawa gula yang relatif tinggi sehingga rasanya manis. Sebaliknya daging buah muda sedikit keras, tidak berlendir dan rasanya tidak manis karena senyawa gula masih belum terbentuk maksimal. Sedangkan kandungan lendir pada buah yang terlalu masak cenderung berkurang karena sebagian senyawa gula dan pektin sudah terurai secara alami akibat proses respirasi.
Tanaman kopi tidak berbunga serentak dalam setahun, karena itu ada beberapa cara pemetikan :
- Pemetikan selektif dilakukan terhadap buah masak.
- Pemetikan setengah selektif dilakukan terhadap dompolan buah masak.
- Secara lelesan dilakukan terhadap buah kopi yang gugur karena terlambat pemetikan.
- Secara racutan/rampasan merupakan pemetikan terhadap semua buah kopi yang masih hijau, biasanya pada pemanenan akhir.
Sekian Materi Pada Hari Ini Mengenai Budidaya Perkebunan Dengan Materi Cara Budidaya Tanaman Kopi Sampai Panen
Semoga Apa yang Disampaikan Bermanfaat Buat Para Perkebunan. Terima Kasih …!!!
Baca Artikel Lainnya:
- √Perhatikan! Cara Budidaya Ternak Ayam Bangkok Thailand
- √Cara Merawat Tanaman Bunga Krisan Serta Harganya
- √Wajib Tahu! Cara Budidaya Ikan Oscar di dalam Akuarium
- √Perhatikan! 5 Cara Membersihkan Kandang Kucing Agar Bersih dan Wangi