Cara Pembenihan Ikan Gurame: Panduan Lengkap dari Pemijahan hingga Pendederan

Perikanan24 Views

Ikan gurame (Osphronemus goramy) adalah salah satu komoditas perikanan air tawar yang sangat populer di Indonesia. Dagingnya yang tebal, rasa yang lezat, serta harga jual yang stabil menjadikannya sebagai pilihan utama dalam budidaya ikan konsumsi. Untuk mencapai hasil budidaya yang maksimal, tahapan awal berupa pembenihan ikan gurame harus dilakukan secara cermat. Dalam artikel ini akan dibahas secara detail cara pembenihan ikan gurame, mulai dari pemijahan, penetasan telur, hingga pendederan benih.

Mengenal Pembenihan Ikan Gurame

Pembenihan ikan gurame adalah proses penting dalam budidaya yang mencakup serangkaian tahapan: seleksi induk, pemijahan, penetasan telur, dan perawatan larva hingga menjadi benih siap tebar. Keberhasilan pembenihan sangat dipengaruhi oleh kualitas indukan dan manajemen lingkungan kolam.

Manfaat Pembenihan Sendiri

Dengan melakukan pembenihan sendiri, pembudidaya tidak perlu bergantung pada pasokan benih dari luar. Selain lebih efisien, benih hasil pembenihan internal biasanya memiliki ketahanan tubuh yang lebih baik karena sudah beradaptasi dengan kondisi lingkungan sejak awal.

Cara Pemijahan Ikan Gurame yang Efektif

Tahap awal dari pembenihan adalah proses pemijahan, yaitu proses kawin dan bertelurnya induk jantan dan betina. Cara pemijahan ikan gurame harus dilakukan dengan menyiapkan induk yang sudah matang gonad. Indukan betina biasanya berusia di atas 3 tahun, sedangkan jantan minimal 2 tahun. Ciri-ciri induk matang gonad antara lain tubuh padat berisi, perut membulat (betina), dan munculnya tonjolan di dagu (jantan).

Tempat Pemijahan yang Ideal

Tempat yang tepat untuk pemijahan ikan gurame adalah kolam tembok atau kolam terpal dengan luas minimal 4×6 meter dan kedalaman air 60–80 cm. Suhu air optimal berkisar antara 27–30 derajat Celsius. Kolam harus memiliki sistem sirkulasi air yang baik dan dilengkapi dengan sarang tempat bertelur.

Cara Membuat Sarang Ikan Gurame

Ikan gurame tidak bisa bertelur sembarangan, mereka membutuhkan sarang sebagai tempat meletakkan telur. Cara membuat sarang ikan gurame cukup sederhana, yakni menggunakan keranjang bambu atau anyaman daun kelapa yang diisi dengan serabut kelapa atau daun pisang kering. Sarang diletakkan mengapung di sudut kolam agar terlindung dan memudahkan induk dalam proses pemijahan.

Cara Pemijahan Ikan Gurame di Kolam Terpal

Pemijahan juga bisa dilakukan di kolam terpal, yang merupakan solusi hemat lahan dan biaya. Cara pemijahan ikan gurame di kolam terpal hampir sama dengan di kolam permanen. Pastikan terpal yang digunakan berkualitas, tidak bocor, dan memiliki dasar yang diberi lapisan pasir serta sedikit lumpur untuk menyerupai habitat alami.

Buat sarang terapung menggunakan baskom plastik berdiameter 30–40 cm, beri serabut kelapa sebagai bahan sarang, lalu tempatkan di pojok kolam. Gunakan pelindung dari jaring untuk mencegah gangguan predator.

Proses Pembuahan dan Penetasan Telur Gurame

Setelah proses pemijahan berhasil, induk betina akan meletakkan ribuan telur di dalam sarang. Telur tersebut akan dibuahi oleh jantan, dan dalam waktu 1–2 hari, telur akan mulai menetas. Cara penetasan telur gurami di kolam terpal harus memperhatikan kebersihan air dan suhu yang stabil agar larva tidak stres.

Gunakan aerator ringan untuk membantu sirkulasi oksigen. Hindari getaran atau gangguan suara karena larva sangat sensitif. Setelah menetas, biarkan larva tetap berada di dalam sarang selama 3–4 hari sampai kuning telur (yolk sack) habis dan mereka mulai berenang aktif.

Cara Mendapatkan Benih Ikan Gurame yang Berkualitas

Benih ikan gurame yang baik berasal dari larva yang aktif, tidak cacat fisik, serta memiliki warna cerah dan responsif terhadap rangsangan cahaya. Cara mendapatkan benih ikan gurame yang unggul adalah dengan proses seleksi ketat sejak larva mulai berenang bebas. Pisahkan larva berdasarkan ukuran agar tidak terjadi kanibalisme.

Setelah berumur 10–14 hari, benih mulai diberi pakan alami seperti cacing sutra (tubifex) atau Artemia. Pastikan air kolam bersih dan tidak tercemar bahan kimia agar pertumbuhan benih optimal.

Tahapan Pendederan Ikan Gurame

Pendederan adalah proses pembesaran benih hingga ukuran siap tebar ke kolam budidaya. Tahapan ini penting untuk membentuk tubuh yang kuat dan adaptif terhadap lingkungan luar. Pendederan ikan gurame dilakukan di kolam khusus berukuran kecil sampai sedang.

Persiapan Kolam Pendederan

Kolam pendederan bisa berupa kolam tanah, kolam terpal, atau bak beton. Ukuran kolam ikan gurame 100 ekor minimal 2×3 meter dengan kedalaman air 40–60 cm. Sebelum digunakan, kolam harus dikeringkan dan diberi kapur dolomit serta pupuk kandang untuk menumbuhkan pakan alami.

Setelah air diisi dan didiamkan selama 5–7 hari, barulah benih gurame ditebar dengan padat tebar sekitar 5–10 ekor/m2 tergantung ukuran. Berikan pakan alami di awal, lalu perlahan diganti dengan pelet ukuran kecil yang mengandung protein tinggi.

Perawatan Selama Pendederan

Perhatikan suhu air, kadar oksigen, dan kejernihan kolam. Lakukan penggantian air sebagian setiap 3 hari untuk menjaga kualitas lingkungan. Pantau pertumbuhan benih dan lakukan sortasi secara berkala untuk menghindari ketimpangan ukuran yang bisa memicu kanibalisme.

Cara Mengembangbiakan Ikan Gurame Secara Berkelanjutan

Mengembangbiakan ikan gurame tidak hanya berhenti di tahap pendederan. Pembudidaya bisa meneruskan proses hingga pembesaran untuk konsumsi atau menjual benih ke pembudidaya lain. Untuk sistem berkelanjutan, buat rotasi antara kolam indukan, kolam pemijahan, kolam penetasan, dan kolam pendederan.

Pemisahan fungsi kolam akan meningkatkan efisiensi dan mengurangi risiko penyakit menular. Gunakan sistem biofilter atau aerasi untuk menjaga kualitas air. Pemberian pakan harus disesuaikan dengan fase pertumbuhan ikan agar biaya pakan tetap efisien dan hasil maksimal.

Kunci Sukses Pembenihan Ikan Gurame

Cara pembenihan ikan gurame tidak bisa dianggap sepele karena menjadi fondasi utama dalam budidaya. Mulai dari cara pemijahan ikan gurame yang benar, pembuatan sarang, proses penetasan, hingga pendederan, semuanya harus dilakukan dengan teliti dan sesuai standar.

Pemilihan tempat yang tepat untuk pemijahan, seperti kolam terpal atau kolam permanen, serta pengelolaan air yang baik akan sangat memengaruhi keberhasilan. Dengan memahami setiap tahapan, pembudidaya dapat menghasilkan benih berkualitas tinggi yang siap dibudidayakan atau dipasarkan dengan harga kompetitif.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *