√7 Cara Budidaya Tanaman Jabon: Morfologi & Syarat Tumbuh

Selamat Datang di Web RumahBudidaya, tempat beragam macam budidaya yang akan disajikan dalam web ini secara rinci dan detail. Dibawah ini saya akan membahas materi tentang Cara Budidaya Tanaman Jabon, berikut penjelasannya.

Cara-Budidaya-Tanaman-Jabon

Taksonomi Tanaman Jabon

  1. Kongdom : Paltae
  2. Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
  3. Superdivisi : Spermatophyta (berbiji)
  4. Divisi : Magnoliophyta (berbunga)
  5. Kelas : Magnoliopsida (dikotil)
  6. Sub Kelas : Asteridae
  7. Ordo : Rubiales
  8. Famili : Rubiaceae (kopi-kopian)
  9. Genus : Anthosephalus
  10. Spesies : Anthocephalus cadamba

Morfologi Tanaman Jabon

Morfologi jabon adalah pengetahuan tentang bentuk pohon jabon, biasanya menyakut batang, daun, bunga digambarkan sebagai berikut:


  • Batang

Pohon jabon dapat mencapat ketinggian 45 m dengan diameter 100-160 m dengan tinggi bebas cabang mencapai 30 m. Pertambahan diameter batang berkisar 7-10cm/tahun, pertambahan tinggi berkisar 3-6/tahun. Batang pohon jabon berdiri tegak lurus berbentuk silendris, berbanir dengan percabangan mendatar. Permukaan batang licin berwarna putih. Kulit luar batang ketika masih muda berwana putih kehijauan tanpa alur, tetapi setelah pertambahan umur pohon, batangpohon jabon akan berubah warna manjadi kelabu-coklat sampai coklat, sedikit beralur dangkal. Kulit batang tidak mengelupas, namun mudah mudah dikupas. Tajuk pohon jabon tinggi namun tidak lebat, cabang-cabang primer agak mendatar. Cabang-cabang bawah akan mengalami perontokan secara alami.


  • Daun

Daun berwarna hijau terang hingga tua dan halus tanpa bulu dan tidak terlalu kesat seperti jati . Daun jabon berukuran 15 – 50 cm x 8 – 25 cm dengan panjang tangkai 2,5 – 6 cm. Di awal pertumbuhannya, yakni 2-3 bulan setelah tanam, pada tanah yang subur dan cukup air daun jabon dapat berkembang hingga berukuran panjang 68 cm dan lebar 38 cm. Permukaan daun jabon tidak berbulu atau kadang-kadang di sebelah bawah pada tulang daun terdapat rambut halus yang mudah lepas dan bertulang daun sekunder jelas (10-12 pasang). Daun jabon merupakan daun tunggal.


  • Bunga dan buah

Pada umumnya pohon jabon berbunga pada umur 4-5 tahun. Musim berbungan biasanya pada bulan bulan Januari-Juni dan akan masak pada bulan Maret-Juni. Bunga kepala berukuran besar (4,5−6,0 cm), lidah daun kelopak letaknya tegak, berdaging, dan pada ujungnya berbulu. Daun mahkota pada bunga jabon seluruhnya tidak berbulu. Penyerbukan pada bunga umumnya terjadi pada awal pagi hari, yakni ketika produksi absolut polen per bunga sebanyak 4.566 butir dengan ukuran 19,3 x 20,2 μm. Beberapa jenis polinator yang biasanya membantu penyerbukan bunga jabon adalah lebah madu (Apis spp.), kupu-kupu, thrips, dan megachile.

Buah jabon berbentuk bulat dengan ukuran 4,5-6 cm, memiliki ruang-ruang biji yang sangat banyak layaknya buah majemuk seperti keluwih/nangka yang berukuran kecil dengan bagian tengah padat dikelilingi oleh ruang-ruang biji. Setiap ruang biji tersebut berisi banyak biji.


  • Biji

Ukuran biji jabon kecil sekali, ada yang menulis jumlah biji kering per kg sekitar (18-26 juta /kg) atau sekitar 23.707.000/liter. Ukurannya yang kecil tersebut menyebabkan benih jabon mudah terbawa oleh angin dan air.

Bila digambarkan, buah jabon seperti buah nangka yang merupakan buah majemuk, dimana bagian tengah dikelilingi oleh ruang-ruang biji. Setiap ruang biji tersebut berisi kumpulan biji. Buah jabon mengandung biji yang ukurannya sangat kecil dan bila dikeringkan dapat bertahan selama satu tahun dalam wadah penyimpanan.


Syarat Tumbuh Tanaman Jabon

Beberapa hal yang harus dilakukan dalam proses penanaman Jabon di antaranya adalah :


  1. Penyiapan Lahan

Dalam proses penyiapan lahan ini ada dua hal penting yang harus dilakukan. Yang pertama adalah pembersihan lahan dari unsur pengganggu. Seperti semak belukar, alang-alang dan berbagai tanaman yang sudah mati. Proses pembersihan bisa dilakukan dengan cara manual atau menggunakan zat kimia seperti Sodium Chorate (5-10 g/m2).


  1. Penentuan Jarak Tanam

Jarak tanam memiliki peran penting dalam menentukan kualitas tanaman. Karena jarak tanam ini akan mempengaruhi sebuah tanaman dalam proses memperoleh sinar matahari. Untuk  budidaya Jabon, jarak tanam ideal adalan 3 x 4 meter dengan pola tanam monokultur. Hal ini diperlukan, mengingat ketika Jabon sudah mulai tinggi, maka masing-masing cabang akan tumbuh dan bersinggungan.


  1. Pembuatan Lubang Tanam

Proses pembuatan lubang ini sebaiknya dilakukan seminggu sebelum bibit ditanam. Hal ini dilakukan guna menciptakan pemupukan awal bagi lubang tempat bibit Jabon akan ditanam. Ukuran lubang secara umum berukuran 40 x 40 x 40 cm. Di dalam lubang, ditaburi pupuk kandang dan kompos dengan dicampur pupuk TSP secukupnya.


Cara Budidaya Tanaman Jabon

Berikut ini terdapat beberapa cara budidaya tanaman jabon, terdiri atas:


1. Benih Jabon

Terdiri atas:

  1. Pada dasarnya dalam proses  penyemaian bibit jabon dengan cara di tebar di media tanah subur yang halus seperti  biji tanaman bayam ( tidak seperti cara membenihkan biji sengon ) setelah tumbuh  kecambah bibit jabon sekira 3 cm  bisa dipindahkan ke polybag. Yang perlu diperhatikan dalam penyemaian adalah media penyemaian bibit jabon perlu dijaga supaya jangan terlalu lembab karena dapat menyebabkan benih jabon terkena jamur, karena proses tumbuh kayu jabon memakan waktu antara 14-30  hari. Sebelum ditabur benih jabon media tanam sebaiknya di sterilisasi dengan cara perebusan atau penggorengan maupun penjemuran dibawah sinar matahari  guna mematikan jamur dan bibit penyakit.
  2. Media untuk penyemaian benih bibit jabon sebaiknya diberi tutup plastik ( model bisa seperti tudung saji makanan) agar benih jabon yang disemai tidak terkena air hujan dan angin, selain itu agar menjaga media tetap lembab.
  3. Selama proses penyemaian bibit jabon sebaiknya  jangan dilakukan penyiraman terlebih dahulu,  lebih baik apabila media semai dibasahi dengan cara pengembunan dengan menggunakan semprotan percikan halus.
  4. Serangan jamur dan kerapatan  umumnya terjadi pada saat benih jabon tumbuh seukuran 3-6  milimeter, dimana benih yang terlalau rapat sebaiknya dilakukan penjarangan.
  5. Tahukan anda media tanam bibit jabon terbaik berdasarkan pengembangan dan penelitian kami serta lebih dari ratusan pelanggan kami yang telah berhasil menyemai bibit jabon,media yang terbaik adalah tanah atas (top Soil) dari kebun yang subur,media ini bisa diayak sampai sangat halus dan disterilkan dengan cara dijemur kering dibawah sinar matahari.

2. Pemilihan lokasi budidaya

Dalam menanam jabon ada lahan lahan sebagai berikut yang perlu diperhatikan antara lain:


  • Berdasarkan Ketinggian dari permukaan laut

Pada dasarnya, Jabon bisa ditanam hingga ketinggian 1300 meter di atas permukaan laut. Namun, hasil yang didapatkan kurang begitu optimal. Pada ketinggian ini, Jabon memang masih bisa tumbuh, namun pertumbuhannya kurang begitu cepat. Jabon memang cocok ditanam  pada ketinggian 100-1000 meter dpl .

Jika ingin menanam jabon dengan ketinggian diatas 1000 M dpl dan ingin hasil yang  lebih optimal akan bisa didapatkan jika Jabon yang ditanam pada lahan berketinggian 1000-1100 meter di atas permukaan laut. Pada ketinggian ini, Jabon bisa tumbuh lebih bagus dan resiko dari hama ulat pun lebih sedikit. Selain itu, berdasar praktek di lapangan, pada usia 15 bulan Jabon yang ditanam mampu mencapai ketinggian 10 meter dengan diameter 10cm.

Di sisi lain, ada sebuah pemberitaan di media massa yang menyebutkan bahwa menanam Jabon di ketinggian 1000 m di atas permukaan laut akan berdampak pada kerdilnya jabon. Namun setelah dilakukan penelitian, kerdilnya Jabon tersebut bukan disebabkan ketinggian lahan tanam. Melainkan disebabkan oleh struktur tanah di mana Jabon tersebut ditanam yang kurang sehat dan berstruktur keras. Apabila jabon ditanam pada lahan yang berstruktur lembut dan subur, meski pun berada pada lahan yang tinggi, akan tetap mampu tumbuh subur.


  • Ketersediaan Air

Oleh karena itu, sebaiknya hindari menanam Jabon di tanah yang berstruktur keras. Sementara, bila masalah yang dihadapi adalah soal kesuburan tanah, bisa diatasi dengan membuat lubang tanam yang lebih besar. Selain itu, perlu dilakukan pemberian pupuk kandang dan hayati agar mampu merangsang pertumbuhan awal Jabon tersebut.

Tanaman jabon yang terlalu lama terendam dalam air, bisa menimbulkan efek negatif. Hal ini akan mengakibatkan munculnya penyakit busuk akar serta daun menjadi kuning dan rontok. Penyebab dari kondisi ini adalah bagian akar tidak mampu berevaporasi atau bernafas dengan baik. Walaupun pada dasarnya, Jabon merupakan jenis tanaman yang memiliki toleransi tinggi terhadap genangan air.

Untuk menghindarkan dari dampak negatif ini, langkah yang bisa dilakukan salah satunya adalah membuat parit. Sehingga air bisa mengalir dengan lancar dan menghindarkan terjadinya genangan yang berlebihan.


  • Lahan Pasir

Jabon bisa ditanam termasuk pada lahan yang berpasir, meski proses pertumbuhannya kurang begitu sempurna. Penyebabnya adalah akar jabon menjadi sulit menyatu atau lengket dengan media pasir. Biasanya, jabon yang ditanam pada lahan berpasir ini akan menyebabkan tanaman menjadi kerdil.

Solusi menanam di lahan berpasir adalah dengan melakukan pencampuran media awal. Di antaranya dengan membuat lubang sebesar 50 x x50 atau 60 x 60. Selanjutnya, mengeluarkan tanah berpasir yang ada di dalam lubang tersebut untuk kemudian dicampupr dengan tanah subur yang berasal dari sawah dan pupuk kandang. Perbandingan campuran tersebut adalah 40 : 50 ; 10.

Dengan pencampuran ini, diharapkan kandungan organik yang ada di dalam masing-masing media mampu merangsang jabon untuk tumbuh lebih baik. Jika perlu, bisa ditambahkan pupuk hayati yang fungsinya adalah memperbanyak kandungan mikroba di media tanam. Cara seperti ini bisa pula dilakukan pada tanah yang memiliki struktur keras agar akar muda jabon bisa tumbuh terlebih dahulu di tanah subur, sehingga ketika jabon tumbuh dewasa akarnya kuat untuk memecah lapisan tanah yang keras tersebut.


3. Penananam Tanaman Jabon

Beberapa hal yang harus dilakukan dalam proses penanaman Jabon di antaranya adalah :


  1. Penyiapan Lahan

Dalam proses penyiapan lahan ini ada dua hal penting yang harus dilakukan. Yang pertama adalah pembersihan lahan dari unsur pengganggu. Seperti semak belukar, alang-alang dan berbagai tanaman yang sudah mati. Proses pembersihan bisa dilakukan dengan cara manual atau menggunakan zat kimia seperti Sodium Chorate (5-10 g/m2)
Kedua adalah pengolahan tanah.

Dalam hal ini, tanah perlu dikelola agar mampu memberikan kesuburan bagi tanaman yang akan hidup di tanah tersebut. Pengelolaan ini meliputi proses pemupukan, baik pupuk organik maupun anorganis. Untuk pupuk organis bisa menggunakan pupuk kandang, sementara pupuk anorganik yang biasanya dipakai adalah NPK, TSP, KCL dan SP36.

Setelah pemupukan, tanah perlu diberikan zat kapur sebanyak 100 gram per lubang. Proses ini biasanya dilakukan pada tanah yang asam, tanah yang belum matang serta tanah yang sedikit unsur hara calsium dan magnesiumnya.
Pengolahan tanah terakhir adalah mencampurkan bahan mineral untuk proses ameliiorasi. Bahan ini berfngsi sebagai sumber hara mineral, menurunkan nilai KTK serta mampu meningkatkan kejenuhan basa di tanah.


  1. Penentuan Jarak Tanam

Jarak tanam memiliki peran penting dalam menentukan kualitas tanaman. Karena jarak tanam ini akan mempengaruhi sebuah tanaman dalam proses memperoleh sinar matahari. Untuk budidaya Jabon, jarak tanam ideal adalan 3 x 4 meter dengan pola tanam monokultur. Hal ini diperlukan, mengingat ketika Jabon sudah mulai tinggi, maka masing-masing cabang akan tumbuh dan bersinggungan.

Bila terlalu rapat, akan berdampak menghalangi sinar matahari yang bisa ditangkap oleh batang Jabon. Selain itu, di bagian akar akan terjadi perebutan zat makanan oleh setiap tanaman. Sehingga tanaman Jabon tidak akan bisa tumbuh secara sempurna dan pertumbuhannya hanya cenderung kurus tinggi saja.


  1. Pembuatan Lubang Tanam

Proses pembuatan lubang ini sebaiknya dilakukan seminggu sebelum bibit ditanam. Hal ini dilakukan guna menciptakan pemupukan awal bagi lubang tempat bibit Jabon akan ditanam.

Ukuran lubang secara umum berukuran 40 x 40 x 40 cm. Di dalam lubang, ditaburi pupuk kandang dan kompos dengan dicampur pupuk TSP secukupnya. Jumlah pupuk ini sepertiga dari kedalaman lubang. Setelah terisi, pupuk tersebut ditimbun dengan tanah bagian atas lalu diaduk hingga rata. Langkah selanjutnya adalah menutup lubang tersebut dan selanjutnya bekas lubang diberikan penanda yang disebut ajir.


  1. Penanaman

Seminggu usai penggalian lubang, barulah proses penanaman bibit Jabon dilakukan. Waktu yang ideal untuk melakukan penanaman Jabon adalah bulan November-Februari yang bertepatan dengan musim penghujan. Hal ini untuk mencegah bibit Jabon dari masalah kekeringan, mengingat tanaman ini sangat sensitif terhadap kekeringan.

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan selama proses penanaman ini. Di antaranya adalah :

  • Gali kembali tanah yang sudah diisi pupuk sebelumnya.
  • Siapkan bibit jabon dengan cara melepasnya dari kantung atau poly bag. Pada proses ini harus dilakukan secara hati-hati guna menghindari rusaknya akar.
  • Masukkan bibit ke dalam lubang dengan hati-hati dan tegak lurus.
  • Timbun sekeliling bibit dengan tanah bekas galian.

4. Pemeliharaan Tanaman Jabon

Terdiri atas:

  1. Melakukan penyemprotan pestisida pada daun terhadap serangan ulat. Hal ini dilakukan secara aktif dan rutin dengan interfal 1 atau 2 minggu sekali dalam waktu 4 sampai 6 bulan dimana daun jabon masih sangat sedikit. Ketika daun jabon sudah mempunyai daun banyak   (umur 5 – 6 bulan) maka penyemprotan pestisida tidak diperlukan lagi sebab daun jabon tidak akan habis dimakan ulat untuk mencukupi proses pertumbuhanya.
  2. Sanitasi lingkungan ( penyiangan rumput ) bisa dilakukan 1-2 x  setahun atau kondisional. Meskipun jabon termasuk jenis tanaman yg daya Self Pruningnya (meranggas sendiri ) sangat tinggi, tetapi pemangkasanpun bisa saja dilakukan apabila cabang-cabang jabon yang ditanam rapat dan saling bersentuhan.
  3. Pemangkasan ini menjadi pilihan yang sangat bijak untuk memberikan celah yang lebih lebar akan sinar matahari masuk.
  4. Dalam pemangkasan cabang ini tidak perlu dipotong semua sampai pangkal cabang, cukup dipotong kira-kira 1 m dari ujung cabang dan sisanya di biarkan rontok dengan sendirinya.

5. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Jabon


1. Hama

Terdiri atas:


  • Ulat Grayak

Hama ini hanya menyerang daun jabon pada malam hari. Sementara pada siang ulat grayak akan bersembunyi di tanah atau di bawah tanaman. Jabon yang diserang ulat grayak daunnya akan berlubang, bahkan bagi yang sudah parah hanya akan menyisakan batang daun saja.

Bagi tanaman yang sudah terkena hama ini, pengobatannya bisa dengan menyemprotkan insektisida sistemik BPMC dengan dosis 0,5-2 ml/ liter. Bisa juga dengan menggunakan Imidakloppir (confidor 200 SL dengan dosis sama). Dan bagi tanaman yang belum terkena serangan hama ini, sebaiknya perlu dijaga kebersihan lingkungan dan juga mengendalikan gulma yang tumbuh.


  • Tikus

Hama ini merupakan hama yang paling banyak mengganggu tanaman petani. Jabon yang terkena serangan tikus bagian kulit batang atau bagian cabang akan terkelupas. Jika dibiarkan, jabon bisa kering dan mati. Untuk mengatasi masalah ini bisa diberikan umpan racun tikus atau juga membongkar sarang yang berada di sekitar areal penanaman jabon.


2. Penyakit

Terdiri atas:


  1. Busuk Hati

Ciri Jabon yang terserang busuk hati adalah adanya cabang batang jabon yang patah dan luka. Selain itu, terjadi perubahan struktur kayu menjadi lunak dan berserabut. Untuk mengobatinya, bisa dengan mengoleskan TER dan fungisida Karbendazim (Derozal 500) di sekitar bagian yang terdapat luka.


  1. Cacar Daun

Seperti pada manusia manusia, penyakit ini menimbulkan bintik yang menonjol di permukaan daun yang berwarna coklat-hitam. Selain itu muncul bercak kuning terang di daun serta daun menjadi berlekuk dan bertekstur keras. Untuk mencegah meluasnya penyakit ini bisa dimulai dengan pemilihan bibit yang sehat. Selain itu, pastikan proses pemupukan dilakukan dengan tepat. Bisa juga dengan memangkas bagian yang terkena infeksi agar tidak menjalar ke bagian daun lainnya.

Selain ancaman penyakit, pada tanaman biasanya juga muncul ancaman terhadap serangan hama. Perbedaan dengan penyakit, hama biasanya disebabkan oleh makhluk hidup lain seperti binatang yang bersifat sebagai parasit. Pada tanaman Jabon, ada sembilan jenis hama yang paling banyak menyerang serta merusak tanaman ini.


6. Panen Tanaman Jabon

Berikut ini terdapat beberapa panen tanaman jabon, terdiri atas:


1. Kriteria panen

  • Prinsip pemanenan tanaman jabon adalah tepat waktu dan tepat cara. Tepat waktu artinya penebangan pohon dilakukan pada saat tanaman sudah cukup umur. Sedangkan tepat cara artinya penebangan dilakukan dengan baik sehingga kayu memiliki kualitas yang baik pada akhir penebangan.
  • Penebangan dilakukan pada saat tanaman cukup dewasa, minimal berumur 5-8 tahun, kecuali untuk penjarangan (3 tahun).
  • Diameter batang juga sudah layak tebang, minimal 35-40 cm. Lebih besar diameter akan lebih baik.
  • Penebangan sebaiknya dilakukan pada saat musim kemarau. Kayu yang dihasilkan akan lebih kering, penanganan penebangan, pengangkutan, serta penjemuran kayu akan lebih mudah.
  • Penebangan sebaiknya dilakukan di atas jam 10 pagi untuk menjadikan kondisi lingkungan sekitar kering terlebih dahulu, sehingga mempengaruhi kualitas kayu yang dihasilkan.

  1. Cara Panen

Penebangan pohon jabon pada umumnya sama dengan penebangan pohon-pohon lain pada umumnya. Faktor keselamatan, ketepatan dan kecepatan harus diperhatikan pada saat penebangan, terutama keselamatan penebang dan masyarakat sekitar. Peralatan yang diperlukan untuk penebangan ; gergaji  5-10 orang / mesin, tali tambang, dan golok. Selain itu, dibutuhkan  dewasa untuk melakukan penebangan. Langkah-langkah dalam melakukan penebangan adalah sebagai berikut :

  1. Sebelum melakukan penebangan, amati kondisi sekitar. Tentukan arah jatuhnya pohon dengan memperhatikan tinggi pohon, arah tajuk, arah angin, dan tempat yang aman.
  2. Pangkas cabang dan ranting tanaman jabon hingga seminim mungkin untuk mengurangi dampak kerusakan yang akan ditimbulkan oleh jatuhnya pohon jabon.
  3. Bagian atas pohon diikat dengan tambang untuk membantu mengarahkan jatuhnya pohon.
  4. Setelah siap, tebang pohon pada bagian pangkal batang dengan gergaji mesin hingga cukup mudah untuk ditumbangkan (daerah luas) atau dipotong sedikit demi sedikit (daerah sempit).
  5. Penebang segera menghindar ke tempat aman.
  6. Selanjutnya, pohon ditarik hingga tumbang. Posisi penarik harus jauh dari pohon yang tumbang. Setelah tumbang, sisa-sisa cabang dan ranting segera dibersihkan. Kemudian batang pohon dipotong-potong sesuai ukuran pesanan untuk memudahkan pengangkutan dan pengolahan.

7. Pascapanen Tanaman Jabon

Setelah panen, terdapat beberapa langkah pasca panen yang dapat dilakukan sebagian ataupun seluruhnya. Perlakuan pasca panen tersebut adalah pengawetan kayu, pengolahan kayu, dan pemasaran kayu. Tidak semua perlakuan ini diperlukan, terutama tindakan pengawetan kayu. Kebanyakan pemilik kayu hanya mengolah, kemudian menjualnya.


Pengawetan Kayu Jabon

Meskipun tingkat kekerasan kayu jabon dibawah kayu jati, dengan metode yang tepat kayu jabon dapat ditingkatkan keawetannya. Secara umum, terdapat 3 metode pengawetan kayu yang dapat digunakan, yaitu perendaman, pengeringan, dan penggunaan senyawa kimia.


  • Perendaman

Perendaman merupakan cara tradisional yang hingga saat ini masih sering digunakan. Cara ini cukup efektif, namun membutuhkan waktu yang relatif lama. Perendaman biasanya berlangsung berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Dengan perendaman, pori-pori kayu menjadi rapat dan kayu menjadi lebih keras. Perendaman membuat kayu lebih awet dan lebih tahan terhadap gangguan rayap, kumbang, dan jamur.


  • Pengeringan

Keunggulan metode pengeringan adalah waktu yang dibutuhkan lebih cepat dibandingakn dengan perendaman. Namun, keawetan kayu yang dikeringkan tergolong di bawah kayu yang direndam. Pengeringan pada umumnya dilakukan dengan menjemur kayu atau potongan-potongan kayu di bawah sinar matahari selama beberapa hari. Setelah kering, kayu diolah lebih lanjut atau dijual.


  • Penggunaan Senyawa Kimia

Cara ini mulai banyak dilakukan karena praktis dan murah. Senyawa kimia cukup dioleskan pada kayu sebanyak 5-6 kali. Senyawa ini biasanya merupakan campuran dari tembaga sulfat, kalium bikromat, dan natrim bikromat, hidrogen boraks, tembaga silika heksa flour, serta amonium bikromat.


Sekian Materi Pada Hari Ini Mengenai Budidaya Perkebunan Dengan Materi 7 Cara Budidaya Tanaman Jabon: Morfologi & Syarat Tumbuh

Semoga Apa yang Disampaikan Bermanfaat Buat Para Perkebunan. Terima Kasih …!!!


Baca Artikel Lainnya: