Perhatikan! Cara Budidaya Tanaman Singkong Terbaik

Selamat Datang di Web Rumah Budidaya, tempat beragam macam budidaya yang akan disajikan dalam web ini secara rinci dan detail. Dibawah ini saya akan membahas materi tentang Budidaya Tanaman Singkong, berikut penjelasannya.

Budidaya Tanaman Singkong

Singkong tentu sudah tidak asing lagi bagi para petani, singkong juga memiliki nilai harga jual yang tinggi sehingga banyak para pak tani yang lebih memilih singkong sebagai tanaman kebun mereka. Singkong juga banyak yang dapat dimanfaatkan seperti daunnya juga buahnya, singkong itu sendiri dapat dimanfaatkan sebagai keripik untuk camilan, diolah unruk diambil ragunya, bahkan sampai dimakan hanya dengan menggoreng atau mengukusnya, daunnya pun juga dimanfaatkan para ibu-ibu untuk sayur, ditumis maupun disayur santan.


Syarat Tumbuh

Berikut dibawah terdapat dua (2) syarat tumbuh pada tanaman singkong, antara lain sebagai berikut:


  1. Kondisi Iklim

Antara lain sebagai berikut:

  • Untuk dapat tumbuh maksimal, singkong memerlukan curah hujan 150- 200 mm pada umur 1-3 bulan, 250-300 mm pada umur 4 sampai 7 bulan, dan 100 sampai 150 mm pada fase menjelang dan saat panen.
  • Suhu udara minimal bagi tumbuhnya ketela pohon atau singkong sekitar 10 derajat C. Bila suhunya dibawah 10 derajat C menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit terhambat, menjadi kerdil karena pertumbuhan bunga yang kurang sempurna.
  • Kelembaban udara optimal untuk tanaman ketela pohon atau singkong antara 60-65%.
  • Sinar matahari yang dibutuhkan bagi tanaman ketela pohon atau singkong sekitar 10 jam/hari terutama untuk kesuburan daun dan perkembangan umbinya.

  1. Persiapan Lahan

Antara lain sebagai berikut:

  • Tanah yang paling sesuai untuk ketela pohon atau singkong adalah tanah yang berstruktur remah, gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros serta kaya bahan organik. Tanah dengan struktur remah mempunyai tata udara yang baik, unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah.
  • Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ketela pohon atau singkong adalah jenis aluvial latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumosol dan andosol.
  • Derajat keasaman (pH) tanah yang sesuai untuk budidaya ketela pohon berkisar antara 4,5 sampai 8,0 dengan pH ideal 5,8. pada umumnya tanah di Indonesia ber pH rendah (asam), yaitu berkisar 4,0- 5,5, sehingga seringkali dikatakan cukup netral bagi suburnya tanaman ketela pohon.

Cara Budidaya Tanaman Singkong

Berikut dibawah ini terdapat beberapa cara budidaya tanaman singkong, antara lain sebagai berikut:


  • Pengolahan Lahan

Berikut ini terdapat empat (4) pengolahan lahan tanaman singkong, antara lain sebagai berikut:


a. Persiapan

Antara lain sebagai berikut:

  • Pengukuran PH tanah dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus, pH meter dan atau cairan pH tester.
  • Penganalisaan jenis tanah pada contoh atau sempel tanah yang akan ditanami untuk mengetahui ketersediaan unsur hara, kandungan bahan organik.
  • Penetapan jadwal atau waktu tanam berkaitan erat dengan saat panen. Hal ini perlu diperhitungkan dengan asumsi waktu tanam bersamaan dengan tanaman lainnya (tumpang sari), sehingga sekaligus dapat memproduksi beberapa variasi tanaman sejenis.
  • Luas areal penanaman disesuaikan dengan modal dan kebutuhan setiap petani ketela pohon. Pengaturan volume produksi penting juga diperhitungkan karena berkaitan erat dengan perkiraan harga saat panen dan pasar.

b. Pembukaan dan Pembersihan Lahan

Antara lain sebagai berikut:

  • Pembukaan lahan pada intinya adalah merupakan pembersihan lahan dari segala gulma (Tumbuhan pengganggu) dan akar tanaman sebelumnya.
  • Tujuan pembersihan lahan untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit yang memungkinkan ada.

c. Pembentukan Bedengan

Antara lain sebagai berikut:

  • Bedengan dibuat pada saat lahan sudah 70% dari tahan penyelesaian. Bedengan atau pelarikan dilakukan untuk memudahkan penanaman sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.
  • Pembentukan bedengan untuk memudahkan pemeliharaan tanaman, seperti pembersihan tanaman liar maupun sehatnya pertumbuhan tanaman itu sendiri.

d. Pengapuran

Antara lain sebagai berikut:

  • Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat asam/tanah gambut, perlu dilakukan pengapuran. Jenis kapur yang digunakan adalah Kalsit atau Kaptan (CaCO3).
  • Dosis yang biasa digunakan adalah 1 sampai 2,5 ton/hektar. Pengapuran diberikan pada waktu pembajakan atau pada saat pembentukan Bedengan kasar bersamaan dengan pemberian pupuk kandang.

  1. Persiapan Bibit

Antara lain sebagai berikut:

  1. Gunakan varietas unggul yang mempunyai potensi hasil tinggi, disukaikonsumen, dan sesuai untuk daerah penanam.
  2. Ketela pohon berasal dari tanaman induk yang cukup tua (10-12 bulan).
  3. Ketela pohon harus dengan pertumbuhannya yang normal dan sehat serta seragam.
  4. Batang telah berkayu dan berdiameter  2,5 cm lurus.
  5. Belum tumbuh tunas-tunas baru.

  1. Teknik Penanaman Singkong

Antara lain sebagai berikut:

  1. Penanaman harus memperhatikan musim dan curah hujan. Pada lahan tegalan atau kering, waktu tanam yang paling baik adalah awal musim hujan atau setelah penanaman padi. Jarak tanam yang digunakan pada pola monokulturan adalah 80 x 120 cm.
  2. Sebelum bibit ditanam disarankan agar bibit direndam terlebih dahulu dengan pupuk hayati SOT HCS yang telah dicampur dengan air selama 3 sampai 4 jam. Setelah itu baru dilakukan penanaman di lahan, hal ini sangat bagus untuk pertumbuhan dari bibit.
  3. Cara penanaman dilakukan dengan meruncingkan ujung bawah stek Ketela Pohon, kemudian tanamlah sedalam 5 sampai 10 cm atau kurang lebih 1/3 bagian stek tertimbun tanah. Bila tanahnya keras atau berat dan berair atau lembab, stek ditanam saja.

  1. Perawatan Tanaman Singkong

Antara lain sebagai berikut:


  • Penyulaman

Lakukan penyulaman yakni dengan cara mencabut dan diganti atau disulam. Penyulaman dilakukan pada pagi atau sore hari, saat cuaca tidak terlalu panas.


  • Penyiangan

Penyiangan bertujuan untuk membuang semua jenis rumput atau tanaman liar atau tanaman pengganggu yang hidup disekitar tanaman. Dalam satu musim, minimal dilakuakan penyiangan 2 kali. Periode kritis atau periode tanaman harus bebas dari tanaman pengganggu adalah antara 5 sampai 10 minggu HST (Hari Setelah Tanam).

Bila tanaman peengganggu tidak terkendali selama periode kritis tersebut, produktivitas dapat turun sampai 75% jika dibandingkan dengan kondisi tanpa gangguan tanaman liar atau pengganggu.


  • Pembubunan

Lakukan dengan menggemburkan tanah disekitar tanaman dan setelahnya dibuat seperti gundukan. Waktu pembubunan bersamaan dengan penyiangan, hal ini dapat menghemat biaya. Apabila  tanah disekitar pohon terkikis karena hujan atau karena yang lain, maka perlu dilakukan penimbunan ulang.


  • Perempelan atau Pemangkasan

Perempelan atau Pemangkasan tunas perlu dilakukan kerana minimal setiap pohon harus mempunyai 2 atau 3 cabang, hal ini agar batang pohon tersebut bisa digunakan sebagai bibit lagi dimusim tanam mendatang.


  1. Pemupukan

Pemupukan perlu dijalankan dengan Pupuk Kandang yang sudah diolah terlebih dahulu dengan POLA HCS. Apabila pupuk kandang berasal dari ternak yang belum menggunakan SOC HCS, maka memerlukan per-hektar sebanyak 2 ton. Akan tetapi, apabila kotoran berasal dari ternak yang telah menggunakan SOC HCS, maka memerlukan per hektar hanya 8 kwintal.


  1. Pengairan dan Penyiraman

Kondisi lahan Ketela Pohon dari awal tanam sampai umur 4 sampai 5 bulan HST (Hari Setelah Tanam) selalu daam keadaan lembab, tapi tidak terlalu becek. Pada tanah kering perlu dilakukan penyiraman dan pengairan. Pada musin kering, penyiraman dijalankan dengan cara menyiram langsung, namun cara tersebut bisa merusak gundukan tanah di pangkal pohon, yang lebih baik adalah dengan sistem genangan dengan tujuan supaya air bisa meresap ke tanah.


  1. Panen

Antara lain sebagai berikut:


  • Ciri dan Umur Panen

Ketela pohon dapat dipanen pada saat pertumbuhan daun bawah mulai berkurang. Warna daun mulai menguning dan banyak yang rontok. Umur panen tanaman ketela pohon telah mencapai 6-8 bulan untuk varietas Genjah dan 9-12 bulan untuk varietas dalam.


  • Cara Panen

Ketela pohon dipanen dengan cara mencabut batangnya dan umbi yang tertinggal diambil dengan cangkul atau garpu tanah.


  1. Pasca Panen

Antara lain sebagai berikut:


  • Pengumpulan

Hasil panen dikumpulkan di lokasi yang cukup strategis, aman dan mudah dijangkau oleh angkutan.


  • Penyortiran dan Penggolongan

Pemilihan atau penyortiran umbi ketela pohon sebenarnya dapat dilakukan pada saat pencabutan berlangsung. Akan tetapi penyortiran umbi ketela pohon dapat dilakukan setelah semua pohon dicabut dan ditampung dalam suatu tempat. Penyortiran dilakukan untuk memilih umbi yang berwarna bersih terlihat dari kulit umbi yang segar serta yang cacat terutama terlihat dari ukuran besarnya umbi serta bercak hitam atau garis-garis pada daging umbi.


Daftar Pustaka:

  1. Hilman, Y. A. Kasno, dan N. Saleh. 2004. Kacang-kacangan dan umbi-umbian: Kontribusi terhadap ketahanan pangan dan perkembangan teknologinya. Dalam Makarim, et al. (penyunting). Inovasi Pertanian Tanaman Pangan. Puslitbangtan Bogor; 95-132

Sekian Materi Pada Hari Ini Mengenai Budidaya Perkebunan dan Pertanian Dengan Materi Perhatikan! Cara Budidaya Tanaman Singkong Terbaik

Semoga Apa yang Disampaikan Bermanfaat Buat Para Perkebunan. Terima Kasih …!!!


Baca Artikel Lainnya: