Tanaman genjer (Limnocharis flava) adalah salah satu jenis sayuran air yang cukup populer di beberapa wilayah Indonesia. Genjer biasa tumbuh di daerah berair seperti sawah, rawa, atau tepi sungai dan dikenal memiliki rasa khas serta nilai gizi yang tinggi. Kandungan zat besi, kalsium, dan serat dalam genjer menjadikannya pilihan tepat sebagai sayuran alternatif, terutama bagi masyarakat yang ingin mengembangkan budidaya sayur-sayuran organik dan lokal.
Dalam beberapa tahun terakhir, budidaya genjer mulai dilirik sebagai peluang usaha karena permintaannya yang meningkat, khususnya di pasar tradisional dan rumah makan khas daerah. Artikel ini akan mengupas secara lengkap dan detail mengenai cara menanam tanaman genjer, mulai dari persiapan lahan, pembibitan, perawatan, hingga panen dan pascapanen.
Mengenal Tanaman Genjer: Karakteristik dan Habitat Aslinya

Tanaman Genjer atau Limnocharis flava sering disebut juga sebagai tanaman sawah karena habitat alaminya berada di area perairan dangkal atau tergenang. Tanaman ini memiliki daun berbentuk oval melebar dengan tangkai panjang dan bunga berwarna kuning cerah. Umumnya, genjer tumbuh liar, namun sebenarnya dapat dibudidayakan secara sistematis baik di lahan sawah, kolam, maupun pekarangan dengan kondisi tergenang.
Tanaman genjer memiliki toleransi tinggi terhadap kelembapan, dan mampu tumbuh subur di suhu tropis antara 22–30°C. Dengan teknik budidaya yang tepat, tanaman ini bisa menghasilkan panen dalam waktu 6–8 minggu sejak masa tanam.
Bibit Genjer: Sumber dan Cara Mendapatkannya
Untuk memulai budidaya genjer, pemilihan bibit genjer yang berkualitas adalah langkah penting. Bibit genjer dapat diperoleh dari:
- Bonggol atau anakan genjer yang diambil dari tanaman indukan sehat.
- Benih genjer dari biji, meski relatif lebih lama dalam masa pertumbuhan.
Banyak petani memilih metode vegetatif yaitu menggunakan anakan tanaman karena lebih cepat tumbuh dan tingkat keberhasilannya tinggi. Bibit genjer sebaiknya diambil dari tanaman yang telah berumur lebih dari dua bulan, dengan daun lebar, batang tegak, dan bebas dari penyakit.
Persiapan Lahan Tanam untuk Genjer
Lahan Sawah atau Rawa
Genjer sangat cocok ditanam di lahan yang selalu lembap atau tergenang air, seperti sawah irigasi atau rawa dangkal. Sebelum tanam, lahan perlu dibersihkan dari gulma dan sisa tanaman sebelumnya.
- Gemburkan tanah menggunakan cangkul atau bajak.
- Tambahkan pupuk kandang matang sebagai dasar nutrisi.
- Buat petak-petak tanam untuk memudahkan penanaman dan pengairan.
Penanaman di Kolam atau Pekarangan
Jika tidak memiliki sawah, genjer juga bisa ditanam di kolam terpal atau di pot besar yang digenangi air:
- Isi dasar pot dengan tanah liat dan pupuk kandang.
- Pastikan air setinggi 5–10 cm selalu tersedia.
Cara Menanam Genjer yang Baik dan Benar

Penanaman dari Anakan
- Ambil bibit genjer dari tanaman induk sehat.
- Potong sebagian batang dan akar jika terlalu panjang.
- Tanam bibit ke dalam lumpur pada lahan sawah atau kolam.
- Jarak tanam ideal antara 30 x 30 cm agar tanaman tidak saling bersaing.
- Setelah tanam, pastikan genangan air tetap stabil.
Penanaman dari Biji
Menanam genjer dari biji membutuhkan waktu lebih lama.
- Biji direndam selama 12 jam agar lebih cepat berkecambah.
- Semai di tray atau lahan khusus hingga tumbuh 2–3 helai daun.
- Setelah umur semai 3 minggu, pindahkan ke lahan tanam.
Pemeliharaan dan Perawatan Tanaman Genjer
Penyiraman dan Pengairan
Lahan tanam genjer harus selalu tergenang dengan air setinggi 5–10 cm. Air jangan dibiarkan mengering karena genjer sangat bergantung pada lingkungan basah.
Pemupukan
Pupuk organik seperti pupuk kandang, kompos, dan limbah dapur sangat baik untuk menyuburkan tanaman. Pemupukan susulan bisa dilakukan setiap 2 minggu untuk menjaga nutrisi tanah.
Penyiangan Gulma
Gulma seperti enceng gondok dan rumput rawa dapat menghambat pertumbuhan genjer. Penyiangan dilakukan setiap 2 minggu agar genjer tumbuh optimal dan tidak kekurangan cahaya.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama umum seperti ulat daun, belalang, dan kutu putih bisa muncul terutama di musim kemarau. Gunakan pestisida nabati dari bawang putih dan daun mimba sebagai solusi organik.
Cara Budidaya Genjer Secara Organik
Budidaya genjer organik kini makin diminati karena hasilnya lebih sehat dan bernilai jual lebih tinggi. Kuncinya terletak pada:
- Tidak menggunakan pestisida kimia
- Menggunakan pupuk kompos, kotoran ternak, atau POC
- Menjaga ekosistem air tetap alami
Dengan metode ini, hasil panen lebih aman dikonsumsi dan lebih ramah lingkungan.
Waktu Panen dan Teknik Pemungutan Hasil

Genjer dapat mulai dipanen 40–50 hari setelah tanam. Tanda tanaman siap panen:
- Daun sudah lebar dan batang cukup panjang
- Warna hijau segar dan tidak layu
Panen dilakukan dengan cara memotong batang utama 5–10 cm di atas permukaan tanah agar tanaman bisa tumbuh kembali. Genjer dapat dipanen setiap 2–3 minggu sekali hingga 4–6 kali panen per musim tanam.
Pascapanen dan Penyimpanan
Setelah dipanen, genjer harus segera dicuci dan disortir dari kotoran dan daun layu. Simpan dalam plastik bersih dan simpan di tempat sejuk atau kulkas agar tetap segar.
Untuk dijual, genjer bisa dikemas dalam ikatan kecil atau dalam kemasan plastik sesuai kebutuhan pasar. Jika dipasarkan ke restoran atau katering, pastikan kebersihannya terjaga.
Manfaat Ekonomi dan Kesehatan Tanaman Genjer
Tanaman genjer tidak hanya bergizi tinggi, tetapi juga memiliki nilai ekonomis yang cukup menjanjikan:
- Biaya produksi rendah
- Tidak memerlukan pestisida mahal
- Bisa dipanen berkali-kali
- Banyak diminati pasar tradisional dan warung makan
Dari sisi kesehatan, genjer mengandung zat besi tinggi, baik untuk penderita anemia. Kandungan seratnya juga mendukung sistem pencernaan yang sehat.
Genjer, Sayur Lokal dengan Potensi Besar
Budidaya genjer memberikan peluang besar bagi petani maupun penghobi tanaman yang ingin mengelola lahan tergenang atau kolam kosong menjadi sumber pangan dan penghasilan. Dengan pemilihan bibit genjer yang tepat, pengelolaan air yang konsisten, serta pemupukan organik, tanaman ini dapat tumbuh dengan subur dan memberikan panen berkelanjutan.
Tanaman genjer tidak hanya mudah dirawat, tetapi juga sangat adaptif terhadap kondisi lahan tropis Indonesia. Maka, tidak ada salahnya mencoba menanam genjer mulai dari skala kecil di pekarangan rumah hingga menjadi ladang usaha di area sawah.
Dengan semangat bercocok tanam yang berkelanjutan, mari manfaatkan potensi lokal seperti tanaman genjer untuk mendukung ketahanan pangan dan ekonomi keluarga.