Selamat Datang di Web Rumah Budidaya, tempat beragam macam budidaya yang akan disajikan dalam web ini secara rinci dan detail. Dibawah ini saya akan membahas materi tentang Budidaya Buah Naga, berikut penjelasannya.
Buah Naga
Buah naga telah lama dikenal oleh rakyat Tiong hoa kuno sebagai buah yang membawa berkah. Karena biasanya buah naga diletakkan diantara patung naga di altar. Oleh karena itu orang Vietnam menyebut buah naga atau dalam bahasa Vietnan disebut dengan nama Thang Loy di Thailand diberi nama Keaw Mang Kheon, dalam istilah Inggris diberi nama Dragon Fruit clan di Indonesia dikenal dengan nama BUM NAGA sebenarnya tanaman ini bukan tanaman asli daratan Asia, tetapi merupakan tanaman asli Meksiko. Didaerah Meksico, buah naga hadir dengan sebutan Pitahaya. Buah ini masuk ke Indonesia pertama kali sekitar tahun 2000 yang diimpor dari Thailand.
Permintaan buah naga kini memang sedang tinggi-tingginya. Tingginya permintaan buah naga ini di sebabkan oleh promosi yang menyebutnya sebagai buah meja (sangat menarik dan menggiurkan bila di sajikan di meja makan) Buah naga (dragon fruit) adalah buah dari beberapa jenis kaktus dari marga Hylocereus dan Selenicereus.
Di Banda Aceh permintaan, terhadap buah naga mulai terasa sejak tahun 2007 lalu. Awalnya didominasi oleh warga keturunan Cina, namun setelah diketahui khasiatnya, buah ini kini juga mulai disukai kalangan pribumi, meski masih dari kalangan tertentu (lapisan atas).
Buah naga dapat menurunkan kadar kolesterol, penyeimbang gula darah, menguatkan fungsi ginjal dan tulang, serta meningkatkan kerja otak. Adapun zat fitokimia didalam buah ini dapat menurunkan risiko kanker. Buah naga juga sangat baik untuk system peredaran darah dan sangat efektif untuk mengurangi tekanan emosi dan menetralkan racun dalam darah. Buah naga mengandung 80 persen air. vitamin C, serat, kalsium, zat besi, dan fosforus yang bermanfaat untuk mengatasi penyakit darah tinggi.
Permintaan terhadap buah naga di Banda Aceh terus meningkat, dimana pembeli buah naga selalu ada setiap harinya. Bahkan ada yang membeli sebanyak lima kilogram sekaligus untuk dijadikan oleh-oleh. Paling sedikit masyarakat membeli dua buah atau sekilo lebih. Untuk buah naga putih dijual seharga Rp 25 000 per kilogram, sedangkan buah naga merah dijual dikisaran Rp 35 000 sampai Rp 40 000 per kilo.
Harga ini ditetapkan sebesar 20% dari ongkos pengiriman dan harga pembelian di distributor. Oleh karena itu sangat disayangkan hingga kini belum ada buah naga hasil budidaya local di Aceh yang dipasarkan pada tempat-tempat penjualan buah. Kalau ada yang menawarkan mereka besedia membelinya dan tidak perlu memesan lagi di Medan sehingga menghemat ongkos kirim Rp 25 000/kotaknya. Potensi pasar inilah yang sekarang sudah mulai dilirik oleh beberapa petani untuk berusahatani buah naga.
Ciri-Ciri Buah Naga
Buah naga masih termasuk komoditi langka di Indonesia. Buah yang berasal dari Taiwan ini memiliki bentuk yang sangat unik dan cukup memikat untuk dilihat. Bentuk fisiknya mirip dengan buah nanas hanya saja buah ini berwarna merah jambu (pink) dengan daging buah berbagai jenis antara antara lain berwarna putih, kuning dan merah dengan biji kecil berwarna hitam yang sangat lembut dan lunak.
Rasa buah tergantung jenis warna daging buah itu, bila warna merah cenderung manis dan legit dengan perpaduan rasa yang sangat khas. Warna putih rasanya manis dan segar sedangkan warna kuning perpaduan antara kedua warna di atas. Bentuk tanaman ini hampir mirip dengan pohon kaktus berupa sulur-sulur yang memanjang seperti lidah naga yang menjulur. Berat rata-rata buah naga ±600 sampai dengan 800 gram.
Khasiat Buah Naga
Berikut ini terdapat beberapa khasiat buah naga, antara lain sebagai berikut:
- Penyeimbang kadar gula darah
- Membersihkan darah
- Menyehatkan leher
- Perawatan kecantikan
- Menguatkan Daya Kerja Otak
- Meningkatkan ketajaman mata
- Mengurangi keluhan panas dalam dan sariawan
- Menstabilkan tekanan darah
- Mengurangi keluhan keputihan
- Mengurangi kolestrol dan mencegah kanker usus
- Mencegah sembelit
Syarat tumbuh
Saat ini buah naga sedang dibudidayakan secara luas di Indonesia. Pembudidayaannya menggunakan system organik yang bebas pestisida dan bahan sintetis lainnya. Adapun syarat tumbuh buah naga, antara lain sebagai berikut:
- Tanaman ini dapat tumbuh didataran rendah, pada ketinggian 20-500 m diatas permukaan laut dengan kondisi tanah yang gembur,porous, banyak mengandung bahan organik yang mengandung unsur hara, dengan pH 5 – 7.
- Air harus cukup tersedia, karena tanaman ini peka terhadap kekeringan dan akan membusuk bila kelebihan air. Membutuhkan penyinaran cahaya matahari penuh, untuk mempercepat proses pembungaan.
Teknik Budidaya Buah Naga
Berikut ini terdapat beberapa teknik budidaya buah naga, antara lain sebagai berikut:
1. Persiapan Lahan
Persiapkan tiang penopang untuk tegakan tanaman, karena tanaman ini tidak mempunyai batang primer yang kokoh. Dapat menggunakan tiang dari kayu atau beton dengan ukuran 10 cm x 10 cm dengan tinggi 2 meter, yang ditancapkan ke tanah se dalam 50 cm.Ujung bagian atas dari tiang penyangga diberi besi yang berbentuk lingkaran untuk cabang tanaman.
Sebulan sebelum tanam, terlebih dahulu dibuatkan lubang tanam dengan ukuran 40 x 40 x 40 cm dengan jarak tanam 2 m x 2,5 m, sehingga dalam 1 ha terdapat sekitar 2000 lubang tanam penyangga.
Setiap tiang/pohon penyangga itu dibuat 3 – 4 lubang tanam dengan jarak sekitar 30 cm dari tiang penyangga. Lubang tanam tersebut kemudian diberi pupuk kandang yang masak sebanyak 5 – 10 kg dicampur dengan tanah.
2. Memilih Bibit Buah Naga
Tanaman buah naga bisa diperbanyak dengan cara generatif dan vegetatif. Cara vegetatif relatif lebih banyak dipakai karena lebih mudah. Berikut ini langkah-langkah penyetekkan buah naga, antara lain sebagai berikut:
- Penyetekkan dilakukan terhadap batang atau cabang tanaman yang pernah berbuah, setidaknya 3-4
- Pilih batang yang berdiameter setidaknya 8 cm, keras, tua, berwarna hijau kelabu dan
- Pemotongan dilakukan terhadap batang yang panjangnya sekitar 80-120 cm. Jangan dipotong semua, sisakan sekitar 20%, bagian yang 80% akan dijadikan calon
- Potong-potong batang calon bibit dengan panjang sekitar 20-30 cm. Ujung bagian atas dipotong rata, sedangkan pangkal bawah yang akan ditancapkan ke tanah dipotong meruncing. Gunanya untuk merangsang pertumbuhan
- Potongan setek harus memiliki setidaknya 4 mata
- Biarkan batang setek yang telah dipotong-potong tersebut hingga getahnya mengering.
- Siapkan polybag yang telah diisi dengan media tanam. Kemudian tancapkan bagian yang runcing dari setek kedalam media tanam sedalam 5
- Berikan naungan atau sungkup untuk melindungi setek tersebut. Lakukan penyiraman sebanyak 2-3 hari
- Setelah 3 minggu, tunas pertama mulai tumbuh dan naungan atau sungkup harus dibuka agar bibit mendapatkan cahaya matahari
- Pemeliharaan bibit biasanya berlangsung hingga 3 bulan. Pada umur ini tinggi bibit berkisar 50-80 cm.
3. Penanaman
Satu tiang panjat dibutuhkan 4 bibit tanaman buah naga. Bibit ditanam mengitari tiang panjat, jarak antar tiang panjat dengan bibit tanaman sekitar 10 cm. Gali tanah disesuaikan dengan ukuran bibit. Kemudian bibit diletakkan pada galian tersebut dan ditimbun dengan tanah sambil dipadatkan.
Setelah ke-4 bibit ditanam, ikat batang bibit tanaman tersebut sehingga menempel pada tiang panjat. Lakukan pengikatan setiap tanaman tumbuh menjulur sepanjang 20-30 cm. Pengikatan jangan terlalu kencang untuk memberi ruang gerak pertumbuhan tanaman dan agar tidak melukai batang.
4. Pemupukan dan Perawatan
Pada masa awal pertumbuhan pupuk yang dibutuhkan harus mengandung banyak unsur nitrogen (N). Pada fase berbunga atau berbuah gunakan pupuk yang banyak mengandung fosfor (P) dan kalium (K). Pemakaian urea tidak dianjurkan untuk memupuk buah naga, karena sering mengakibatkan busuk batang.
Pemupukan dengan pupuk kompos atau pupuk kandang dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan dosis 5-10 kg per lubang tanam. Pada saat berbunga dan berbuah berikan pupuk tambahan NPK dan ZK masing-masing 50 dan 20 gram per lubang tanam.
Pada tahun berikutnya perbanyak dosis pemberian pupuk sesuai dengan ukuran tanaman. Pupuk tambahan berupa pupuk organik cair, pupuk hayati atau hormon perangsang buah bisa diberikan untuk memaksimalkan hasil.
Frekuensi penyiraman 3 kali sehari di musim kering, atau sesuai dengan kondisi tanah. Penyiraman bisa dikurangi atau dihentikan ketika tanaman mulai berbunga dan berbuah. Pengurangan atau penghentian penyiraman bertujuan untuk menekan pertumbuhan tunas baru sehingga pertumbuhan buah bisa maksimal. Penyiraman tetap dilakukan apabila tanah terlihat kering dan tanaman layu karena kurang air.
Terdapat setidaknya tiga tipe pemangkasan dalam budidaya buah naga, yakni pemangkasan untuk membentuk batang pokok, pemangkasan membentuk cabang produksi dan pemangkasan peremajaan. Pemangkasan untuk membentuk batang
pokok dilakukan pada batang bibit tanaman dan pilih tunas yang tumbuh di bagian paling atas batang awal. Pemangkasan untuk membentuk cabang produksi dilakukan pada tunas yang tumbuh pada batang pokok. Pilihlah 3-4 tunas untuk ditumbuhkan.
Tunas yang ditumbuhkan sebaiknya yang ada di bagian atas, sekitar 30 cm dari ujung atas. Pemangkasan peremajaan dilakukan terhadap cabang produksi yang kurang produktif. Biasanya sudah berbuah 3-4 kali. Hasil pangkasan peremajaan ini bisa dijadikan sumber bibit tanaman.
Tanaman buah naga berumur panjang. Siklus produktifnya bisa mencapai 15- 20 tahun. Budidaya buah naga mulai berbuah untuk pertama kali pada bulan ke 10 hingga 12 terhitung setelah tanam. Namun apabila ukuran bibit tanamannya lebih kecil, panen pertamanya bisa mencapai 1,5-2 tahun terhitung setelah tanam.
Produktivitas pada panen pertama biasanya tidak langsung optimal. Satu tanaman biasanya menghasilkan 1 kg buah. Ciri-ciri buah yang siap panen adalah kulitnya sudah mulai berwarna merah mengkilap. Jumbai buah berwarna kemerahan, warna hijaunya sudah mulai berkurang. Mahkota buah mengecil dan pangkal buah menguncup atau berkeriput. Ukuran buah membulat dengan berat sekitar 400-600 gram.
Hama Tanaman Buah Naga
Tanaman buah naga sebenarnya termasuk tanaman yang tahan banting dan relatif mudah perawatannya, tetapi tentunya dalam budidaya selalu ada gangguan hama dan penyakit yang menyerang yang bias mengakibatkan hasil produksi yang tidak maksimal dan bias mengalami kerugian. Oleh karena itu harus diperhatikan apabila anda menjumpai gangguan yang menyerang tanaman buah naga. Adapun gangguan hama yang menyerang tanaman buah naga yaitu :
- Tungau. Hama Tungau (Tetranychus sp.) akan menyerang kulit batang atau cabang yang merusak jaringan klorofil yang berfungsi untuk asimilasi dari hijau menjadi cokelat. Penanggulanganya dengan menyemprotkan Omite dengan dosis 1-2 gr/ltr air yang dilakukan 2-3 kali seminggu.
- Kutu Putih. Tanaman buah naga yang diserang hama kutu putih (mealybug) pada permukaan batang atau cabang akan berselaput kehitaman dan terlihat kotor. Hama ini bisa dikendalikan dengan menyemprotkan Kanon dengan dosis 1-2 cc/ltr air seminggu sekali pada cabang yang diserang. Biasanya dua kali penyemprotan hama kutu putih sudah hilang.
- Kutu Sisik. Hama kutu sisik (Pseudococus sp.) umumnya berada pada bagian cabang yang tidak terkena sinar matahari langsung dan cabang yang diserang hama ini akan terlihat kusam. Hama ini juga bisa diatasi dengan penyemprotan Kanon dengan dosis sama dengan pengendalian hama kutu putih pada sela-sela tanaman yang ternaungi atau tidak terkena sinar matahari .
- Bekicot. Hama ini sangat merugikan tanaman buah naga karena merusak batang atau cabang dengan menggerogotinya dan dapat mengakibatkan cabang busuk. Hama ini disebabkan karena kebersihan kebun yang kurang terjaga.
Penyakit Buah Naga
Penyakit yang menyerang tanaman buah naga terhitung tidak banyak jenis dan penyebabnya. Meskipun demikian, jika tanaman terserang harus segera diatasi agar tidak menyebar ke tanaman yang lain. Berikut ini penyakit buah naga dan penyebabnya serta tindakan pengobatannya :
- Busuk Pangkal Batang. Penyakit ini umumnya muncul pada awal penanaman buah naga, tanaman buah naga sering mengalami pembusukan pada pangkal batang, berwarna kecoklatan dan terdapat bulu putih. Pembusukan tersebut disebabkan oleh kelembaban tanah yang berlebihan sehingga muncul jamur yang menyebabkan kebusukan yaitu sclerotium. Penyakit ini sering terjadi pada bibit setek yag belum tumbuh akar dalam bentuk potongan.
- Pengobatan tanaman buah naga yang terserang penyakit ini bila muncul gejala kekuningan pada pangkal batang dapat dilakukan dengan menyemprot Benlate dengan dosis 2 gr/ltr air utau Ridomil 2 gr/ltr air sebulan sekali.
- Fusarium. Penyakit yang disebabkan oleh Fusarium Oxysporium, gejalanya antara lain cabang tanaman berkerut, layu, dan busuk berwarna coklat. Penanggulangannya denganpenyemprotkan Benlate dengan dosis 2 gr/liter air 1 – 2 kali seminggu yangsemprotkan pada pangkal batang yang terserang.
Panen
Setelah tanaman berumur 1,5 – 2 tahun, mulai berbunga dan berbuah. Pemanenan pada tanaman buah naga dilakukan pada buah yang memiliki ciri-ciri warna kulit merah mengkilap, jumbai/ sisik berubah warna dari hijau menjadi kemerahan. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan gunting, buah dapat dipanen saat mencapai umur 50 hari terhitung sejak bunga mekar.
Dalam 2 tahun pertama setiap tiang penyangga mampu menghasilkan buah 8 sampai dengan 10 buah naga dengan bobot sekitar 400-650 gram. Musim panen terbesar buah naga terjadi pada bulan September hingga maret. Umur produktif tanaman buah naga ini berkisar antara 15-20 tahun.
Sekian Materi Pada Hari Ini Mengenai Budidaya Perkebunan Dengan Materi Budidaya Teh: Sejarah, Manfaat, Jenis dan Syarat
Semoga Apa yang Disampaikan Bermanfaat Buat Para Perkebunan. Terima Kasih …!!!
Baca Artikel Lainnya: